Pada Mulanya Imajinasi

Oleh DADANG KUSNANDAR*

IMAJINASI pada mulanya bersifat maya. Seraut atau bahkan sejuta bayang-bayang bisa hadir tatkala imajinasi menari-nari di depan pupil mata. Bayangan tentang kekuasaan misalnya, mungkin didapat sesaat seorang bapak/ ibu menuturkan kisah Julius Caesar menjelang tidur. Betapa seorang bangsawan Romawi menjadi sangat kuat dan diperhitungkan sejarah pada mulanya memenangkan pertarungan dan perang saudara. Tak lama sesudah itu, Julius Caesar menjadi penguasa sekaligus diktator militer dan pemerintahan selama 56 tahun.

Dari imajinasi yang mungkin berawal dari kisah-kisah pendek orang besar, sang penerima imajinasi meneruskan imajinasi itu menjadi langkah atau tahap yang dapat merangkai imajinasi kepada bentuk nyata, sehingga tidak lagi bersifat maya. Bagi kalangan keluarga pasangan muda, model bercerita kepada anak (dalam situasi apa pun) membuat sang anak cukup mampu mengapresiasi sesuatu yang berlangsung di hadapannya. Bisa jadi semakin kerap mendengar cerita ia semakin mampu memahami serta mengulang cerita itu, minimal di hadapan orang tuanya atau teman-teman kecilnya.

Kekuatan imajinasi, baik verbal maupun visual menuntun anak untuk mengasah pikiran, kreativitas dan pertimbangan untuk menciptakan sesuatu. Bukankah untuk membuat mainan anak dari barang yang tidak terpakai saja butuh imajinasi terlebih dahulu?

Minimal menetapkan mainan yang akan dibuat, lalu timbul kreativitas mencari barang/ bahan yang diperlukan. Kreativitas memerlukan pikiran. Sinergi ketiganya (imajinasi, kreativitas dan pemikiran) itulah yang memungkinkan mainan dari bahan tak terpakai menjadi nyata.

Jika untuk membuat hal-hal kecil saja dibutuhkan imajinasi, apalagi dengan hal-hal besar yang dapat mengubah dunia seperti Wright bersaudara yang pertama kali menciptakan pesawat terbang.

Keinginan mereka agar manusia dapat terbang di angkasa membuat mereka berpikir untuk menciptakan alat yang dapat menerbangkan manusia. Mereka melakukan berbagai percobaan hingga dapat menciptakan alat yang dapat membawa mereka terbang.

BACA JUGA:  Artis dan Politik

Walau belum secanggih pesawat terbang di masa sekarang, namun penemuan mereka dapat mengubah dunia menjadi lebih baik. Kabarnya Wright bersaudara terinspirasi oleh sebuah mitologi Yunani tentang Ikarus yang terbang dengan dua pasang sayap dari bulu unggas dan lilin.

Imajinasi apakah yang tergambar dari seorang anak yang suka membaca komik dan foto berbagai kota di luar negeri? Komik sebagai bacaan visual menyegarkan dan menyegerakan imajinasi anak untuk dapat (seolah-olah) menjadi tokoh idola di komik itu.

Semakin menggemari semakin dekat pikirannya kepada sang tokoh idola itu. Hobby membaca komik pada usia anak ~sebagaimana halnya membaca buku~ akan terus terbawa hingga dewasa. Sementara kegemaran membaca caption foto berbagai kota di luar negeri, tak pelak menggiringnya pada kompilasi antarkota.

Kompilasi berbagai instrumen dan infrastruktur kota, termasuk bentuk bangunan yang memadati kota. Lebih jauh tergambar soal tata ruang. Satu dan lain kota dibandingkan baik secara visual maupun verbal. []

*Penulis lepas, tinggal di Cirebon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *