Ilustrasi
CIREBON (CT) – Pelabuhan Cirebon yang dulu dikenal dengan nama Muara Jati, kini nampaknya hanya tinggal sejarah. Pelabuhan Muara Jati adalah sebuah pelabuhan nelayan tradisional kecil, yang mulai berkembang menjadi pelabuhan niaga pada abad ke-14, menjelang berdirinya kerajaan di Cirebon. Dulu, Cirebon menjadi pelabuhan kedua setelah Batavia yang menjadi tujuan perniagaan melalui jalur laut.
Manuskrip Purwaka Caruban Nagari menyebutkan bahwa pada abad XIV desa nelayan Muara Jati telah disinggahi banyak kapal asing untuk berniaga. Ki Gedeng Alang-Alang ditunjuk penguasa Galuh (Padjadjaran) sebagai pengurus pelabuhan ini. Ia memindahkan para nelayan ke permukiman baru di Lemahwungkuk dan menjadi kepala pemukiman itu bergelar Kuwu Cerbon.
Kini, suasana cukup sepi di dermaga Pelabuhan Muara Jati ini. Hanya ada kapal yang sandar. Tidak ada kesibukan bongkar muat yang lazim terjadi di pelabuhan niaga. Di seberang dermaga Pelabuhan Muara Jati Cirebon terdapat tumpukan batubara membukit di atas kapal angkut. Dermaga di sebelah kiri kapal itu tampaknya menjadi dermaga bongkar muat batubara. Truk-truk pengangkut batubara sempat dipermasalahkan masyarakat setempat karena sering parkir di sembarang tempat dan menimbulkan pencemaran udara. (Net/CT)