Masyarakat Majalengka Miliki Peluang Besar Berbisnis Usai BIJB Beroperasi

  • Bagikan

MAJALENGKA (CT) – Lembaga pendidikan di Kabupaten Majalengka harus mampu menangkap peluang kerja yang ada ketika wilayah Majalengka menjadi sentra bisnis, industri dan menjadi sebuah daerah aeropolitan dimasa mendatang.

Hal tersebut disampaikan, Januar P Ruswita dari Forum Ekonomi Jawa Barat dan konsultan Bappenas ketika menjawab salah satu penanya saat menjadi salah satu pembicara pada seminar nasional dengan tema.

“Mewujudkan Penyelesaian Pembangunan Bandara dalam Mengungkit Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat” di Pendopo Kabupaten Majalengka yang diselenggarakan Dinas Perhubungan Kabupaten Majalengka kerja sama PWI Kabupaten Majalengka, Senin (07/03).

Januar mengungkap soal peran bandara, aerocity, dampak BIJB , potensi ekonomi, serta peran media massa dalam mendorong persiapan masyarakat dalam kesiapan masyarakat menerima perubahan dan bagaimana mengambil peluang yang ada.

Sedangkan pembicara lainnya Ketua Kadin Jawa Barat, Agung Suryamal mengangkat soal peran swasta dalam pembangunan bandara serta dampak ekonomi dari kehadiran BIJB. Dan Cecep Sumarna mengungkap soal penomena sosial dengan kehadiran BIJB.

Ketika Kabupaten Majalengka menjadi tempat pengalihan industri teksil dari Bandung, bus rapid transit, penerbangan, wisata hotel, kuliner dan lain-lain maka yang harus dipersiapkan adalah pendidikan masyarakatnya. Karena semua itu bakal membutuhkan tenaga yang sesuai dengan kompetensinya.

Disampaikan Januar, keberadaan Bandara Internasional Jaw Barat dan Kertajati Aerociyt akan memacu peningkatan berbagai aktifitas dan pertumbuhan kluster/koridorbisnis, industri, pemukiman, olah raga, hiburan dan pariwisata. Baik di wilayah sekitarnya maupun di kota/kabupatenterdekat. Serta akan menimbulkan danmpak sosial ekonomi dan pergeseran nilai-nilai budaya bagi masyarakat sekitarnya.

Untuk itu media massa berperan membantu masyarakat mempercepat pengenalan peluang-peluang bisnis baru yang muncul dari potensi aktivitas bandara dan aerocity. Diharapkan dalam waktu singkat masyarkat bisa mengambil peluang-peluang tesrebut dan segera mendapatkan manfaat dan nilai tambah ekonominya.

BACA JUGA:  Jambore Nasional Kawasaki Ninja Club Resmi Ditutup

Sementara sebagai bagian dari agen perubahan sosial, media massa mendorong kesadaran masyarakat bahwa keberadaan bandara dan aerocity tidak membuat mereka dirugikan. Tetapi justru memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan peluang kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya .

Nara sumber dalam kesempatan itu Kepala Dishub Provinsi Jawa Barat, H.Dedi Taufik, Kasubdit Penyelenggaran Bandara Kemenhub RI, Saiful Bahri, Ketua Kamar Dangang dan Industri (KADIN) Jawa Barat, H.Agung Suryamal S. Disamping itu, Forum Ekonomi Jawa Barat Januar P Ruswita dan guru besar Universitas Majalengka Prof.Dr.H.Cecep Sumarna.

Hadir pada kesempatan itu Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Dr.Ineu Purwandari Sundari, para Ketua DPRD se-wilayah Jawa Barat bagian timur serta para tamu undangan lainnya.

Ketua KADIN Jawa Barat H. Agung Suryamal mengatakan, peran Pemprov Jabar dalam pembangunan bandara yakni menetapkan tata ruang kawasan di sekitar bandara dengan memperhatikan rencana induk bandara dan rencana nasional bandara.Kemudian perlunya aksesibilitas dari dan menuju bandara, serta pengembangan bandara secara terpadu.

“Kehadiran bandara merupakan salah satu sarana infrastruktur penting yang dibutuhkan dalam pembangunan dan mampu meningkatkan serta menggiatkan perekonomian, bukan hanya di wilayah lokasi bandara tapi di kawasan pendukungnya,”ujarnya.

Kasubdit Penyelenggaran Bandara Kemenhub RI, Saiful Bahri mengatakan pembangunan bandara dimulai dari tahap I (2013), tahap II (2014), tahap III (2015) meliputi pembangunan taxiway, apron, pelapisan runway.”Rencana induk BIJB itu luas lahan 1.800 ha. Terminal penumpang domestik 127,000 m2 dan internasional 82,500 m2,”katanya.

Kepala Dishub Provinsi Jabar H.Dedi Taufik mengatakan, pembangunan BIJB di Majalengka dimaksudkan untuk mengurangi beban Bandar Udara Husein Sastranegara dan Soekarno Hatta. Menurut dia, pembangunan BIJB sendiri akan dintegrasikan dengan pembangunan Kertajati Aerocity seluas 3200 Ha.

BACA JUGA:  Arcandra Tahar Kini Tak Punya Negara

Ditambahkan dia, spesifikasi bandara Kertajati sendiri luas 1.800 ha, runway 4000 m X 60 meter yang direncanakan sebanyak 3 runway. Kemudian taxiway 1360 m X 23 m, Appron 1300 m X 317 m dengan kapasitas 27 penumpang pertahun, 1919.423 ton karog pertahun. Nilai proyek sendiri 16,6 triliyun.

“Saat ini permasalahan dalam pembangunan BIJB yakni pembebasan lahan, adanya jalan desa dan sungai yang perlu dipindahkan, pembangunan fasilitas pendukung belum tuntas dan pembangunan fasilitas sisi darat masih dalam proses lelang,”tuturnya.

Guru Besar Unma Prof. Dr.H.Cecep Sumarna mengatakan,hadirnya BIJB di Majalengka, bukan hanya menjadi kepentingan Jawa Barat, apalagi Majalengka. Kehadirannya harus dipandang sebagai kepentingan bangsa dan negara dengan dampak yang sangat luas dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan.

“Penempatan Kertajati sebagai Bandara Internasional, telah memberi harapan baru dalam konteks penataan ekonomi masyarakat Indonesia. Dalam konteks masyarakat setempat dapat membuat harga tanah dan berbagai komoditas di sekitar meningkat, dengan berdirinya hotel, rumah makan, berbagai mall dan aspek-aspek yang lahir,” tukasnya. (Abduh)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *