Majalengkatrust.com – Direktur Aneka Tanaman dan Umbi Dirjen Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Arif Mulyawan mengatakan, produksi kedelai 2016 mengalami penurunan 10 persen dibandingkan tahun 2015 dan 62,7 persen masih dipenuhi dari impor.
“Hal ini merupakan tantangan bagi kita untuk mengurangi impor kedelai dengan salah satunya program Perluasan Areal Tanam kedelai di Majalengka ini,” kata Arif saat Sarasehan dan Temu Wicara Perluasan Area Tanam Kedelai dan Tanam Perdana di Petak 41 RPH Sahbandar BKPH Cibenda KPH Majalengka, Desa Sahbandar, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Kamis (04/05).
“Secara nasional 210 ribu hektare dan di Majalengka seluas 14 hektare dan dukungan produksi, benih bersubsidi dan penangkaran benih kedelai,” jelas dia.
Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jabar Banten Adi Purwadi mengatakan, bisa mengawali musim sekarang di Mei-Juni dan berhasil hingga panen.
Dikatakan dia, di Jawa Barat dan Banten akan menanam serentak di lahan 16.214 hektar di 22 Kabupaten Kota dan 95 Kecamatan dan 186 desa atau 187 Lembaga Desa Hutan dan 416 Pokja.
“Petani bisa menanam dalam skala ekonomi yaitu minimal 1 hektare,” tukas Adi.
Bupati Majalengka H Sutrisno mengatakan, penanaman kedelai ini pilihan yang sangat tepat karena memiliki tiga iklim dan tanahnya subur.
“Tanam apa pun pasti jadi dan rakyat pun piawai bertani, terima Kasih kepada Perum Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten yang telah menyediakan lahan dan kepada LMDH tolong manfaatkan dengan baik,” ungkap dia.
Ada jaminan harga dari pemerintah kalau panen kedelai dibeli Rp8.500 per kilogram dan rata-rata panen perdana per 1 hektare ini 1,8 ton dan panen kedua 2,2 ton, dan selanjutnya bisa terus ditindaklanjuti,” tegas dia. (Abduh)