Cirebontrust.com – Bencana banjir yang melanda 15 wilayah kecamatan di Kabupaten Cirebon yang terjadi mulai 6 dan 16 Februari 2017 lalu menimbulkan kerugian hingga Rp 4,5 miliar.
Kerugian ini berasal dari berbagai kerusakan yang diakibatkan, seperti pesemaian benih yang rusak, pengolahan tanah, pupuk yang sudah diberikan kepada benih yang ditanam, biaya tanam, hingga biaya pemupukan.
Dari 15 kecamatan yang dilanda banjir tersebut, terparah di antaranya adalah Kecamatan Gegesik yang sawahnya terendam hingga 888 hektare.
Sawah di Kecamatan Kapetakan yang terendam hingga 1.306 hektare, serta sawah di Kecamatan Suranenggala yang terendam hingga 521 hektare.
“Total areal lahan sawah yang terkena banjir hingga 4 ribu hektare,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Ali Efendi.
Dari 4 ribu lahan sawah yang terendam banjir ini, 2.837 hektar di antaranya dilakukan penanaman ulang. Pemerintah Kabupaten Cirebon, sebut Ali, memberikan bantuan berupa subsidi benih.
“Dari harga benih Rp 11 ribu per benih padi, kita subsidi Rp 8.500, sehingga petani hanya memberikan Rp 2.500 saja. Subsidi kita distribusikan langsung kepada pengada benih padi,” ujarnya.
Menurutnya, jumlah kerugian yang ditimbulkan akibat banjir ini memang cukup signifikan. Namun, curah hujan yang tinggi hampir di seluruh wilayah, membuat para petani tidak bisa berbuat banyak.
” Parahnya, di Februari terjadi banjir besar sebanyak dua kali, 6 dan 16 Februari, makanya ini sangat besar jumlah kerugiannya,” ujarnya.
Saat banjir yang terjadi pada pada 6 Februari lalu, 10 kecamatan terdampak banjir tersebut. Sementara, saat banjir melanda pada 16 Februari, lima kecamatan di antaranya terendam.
“Khusus banjir pada 6 Februari, sawah di Kecamatan Pangenan menjadi yang terbanyak terendam banjir,” pungkasnya. (Iskandar)
Komentar