Kenaikan Suku Bunga The Fed Pengaruhi Performa Emas Berjangka

Citrust.id – Kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), mempengaruhi performa logam mulia di pasar berjangka.

Minggu lalu, The Fed resmi menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin atau 0,75 persen. Itu adalah kenaikan paling agresif yang pernah dilakukan The Fed sejak tahun 1994.

Pimpinan Cabang PT Equityworld Futures Cirebon, Ernest Firman mengatakan, kenaikan suku bunga The Fed seperti biasa membawa dampak negatif bagi pasar logam mulia.

Pasca-kenaikan suku bunga, harga emas sempat menyentuh angka US$ 1.804/toz. Pada perdagangan Jumat (24/6/2022) siang, emas berada di kisaran harga US$ 1.825/toz.

“Kondisi ini membuat harga emas kian menarik karena tergolong kembali ke harga awal tahun, sebelum terjadi perang Rusia-Ukraina,” ujar Ernest Firman, Jumat (24/6/2022).

Ernest menuturkan, para pelaku pasar memang menunggu momen penurunan harga emas dan membeli aset save heaven tersebut untuk mereka simpan. Ia memprediksi, penurunan harga emas masih bisa terjadi hingga 1-2 minggu ke depan.

“Bila melewati level support di harga US$ 1.800/toz, kemungkinan emas akan menyentuh titik terendah awal tahun di level US$ 1.780/toz. Jadi, range harga US$ 1.820/toz hingga US$ 1.780/toz adalah momen yang baik untuk mulai “menabung” posisi Buy di market gold,” jelasnya

Ernest Firman melanjutkan, selain faktor fundamental, kondisi teknikal di market juga pengaruhi penurunan harga emas. Itu terlihat dari garis simple moving average 20&50 harian. Di samping itu, indikator stochastic oscillator parameter tertentu masih mendukung arah emas untuk mengalami pelemahan.

“Setelah tren penurunan ini, pelaku pasar akan melakukan buyback. Momennya saat indikator stochastic oscillator sudah berada dalam zona over sold atau jenuh jual atau sekitar 1-2 minggu ke depan,” pungkasnya. (Haris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *