oleh

IPF Gelar Diskusi Santai, Dihadiri Bacaleg Muda di Indramayu

Citrust.id – Sejumlah Bacaleg muda dari perwakilan partai-partai politik di Kabupaten Indramayu menghadiri diskusi santai yang digelar IPF (Indramayu Politik Forum) dengan tema “Peluang Menang Politisi Muda”, di Ballroom Hotel Wiwi Perkasa Indramayu, Sabtu (04/08) malam.

Selain para Bacaleg, hadir juga praktisi akademik dan hukum Hadi Santosa Farhan dan Urip Sucipto, PMII, SAPMA, AMPG, BMI, dengan moderator Haris Wantoni.

“Poitik kita sebenarnya ke figuritas. Saya harap, pemuda jangan ngomongin idealis, kalau tuanya nanti koruptif,” kata Hadi Santosa Farhan.

Direktuf IPF, Denani Arafat mengungkapkan, forum ini digagas berangkat dari berbagai dorongan dan keinginan rekan-rekan milenial yang menginginkan forum aktif hadir dan ada di Indramayu.

“Perang gagasan itu penting untuk mengasah intelektual muda yang rindu akan nuansa diskusi yang argumentatif, kredibel, akurat,” ungkapnya.

Menurutnya, Indramayu Politik Forum sebagai langkah awal dalam melakukan diskusi santai di darat dan bukan hanya diskusi di media sosial.

“Lebih baik ngobrol di darat daripada di media sosial. Ini menjadi warna baru,” katanya.

Sahali SH, Bacaleg dari PDI Perjuangan mengatakan, angka golput tinggi saat Pilgub Jabar kemarin, sehingga jangan sampai masyarakat di Indramayu ini juga menjadi apatis dan apolitik.

Dikatakannya, Indramayu didominasi oleh Bacaleg muda, namun demikian, lanjut Sahali, jangan sampai juga ada praktek-praktek money politic, intimidatif, sehingga hal ini akan mencoreng demokrasi.

“Kita punya pikiran yang sama untuk Indramayu lebih baik dan lebih maju,” tandasnya.

Hilal Hilmawan, Bacaleg Golkar menuturkan forum ini yang ditunggu-tunggu, agar para pemuda juga melek politik.

“Buta yang paling parah adalah buta politik, karena dari politik itu yang mengatur hajat hidup orang banyak. Jangan menganggap politik itu kotor,” tuturnya.

Sasep Muhammad, Bacaleg Hanura menuturkan, agar fokus melakukan kerja-kerja politik dengan hati nurani.

Syarif, ketua PMII Indramayu mengatakan, peluang menang politisi muda adalah besar, karena mayoritas dulunya mereka (bacaleg muda,red) menjadi bagian dari tim pemenangan Caleg-caleg.

“Selain modal duit, Politisi muda ini bisa dengan modal sosial,” cetusnya.

Sementara menurut Suhendar, Bacaleg Golkar, meskipun modal politisi muda yaitu modal sosial, namun memang tantangannya ketika bertarung dengan incumbent.

“Kalau incumbent atau politisi tua, memberi santunan ke yatim piatu misalnya, itu bukan modal sosial, namun modal akhirat,” guraunya, disambut tawa hadirin, sehingga suasana kembali menjadi cair.

Muhammad, Bacaleg PSI menuturkan, jika dirinya masuk ke PSI karena sudah gerah dengan birokrasi yang bobrok dan kondisi politik sekarang.

“Kami tidak minder dengan politisi senior, karena kami generasi optimis PSI,” tegasnya.

Menurutnya, NU belum tentu PKB, NU belum tentu PPP, namun juga, kata Muhammad Islam belum tentu PKS.

Dirinya juga sepakat untuk menolak praktek politik uang, yang sering terjadi di desa-desa dan bukan di kota.

“Money politik adalah kejahatan bersama,” tegasnya.

Sementara kata Carmadi, dari Bacaleg PKS mengatakan partai harus selektif, harus memilih kader atau orang yang berotak dan berakhlak, agar Indonesia Jaya.

Meskipun dalam diskusi santai tersebut cukup panas dan menegangkan, namun tetap berjalan pada fokus isu dengan tema “Peluang Menang Politisi Muda”, dengan berbagai argument dan pandangan politik berbeda dari para Bacaleg.

Setelah launching ini, Direktur IPF Denani Arafat berharap kedepan akan sering melakukan Diskusi santai 2 minggu sekali atau 1 bulan sekali. /didi

Komentar