oleh

Ini Pengakuan Para Penjual Ginjal, Beberkan Kronologis hingga Alasannya

BANDUNG (CT) – Setelah dua warga yang berasal dari Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung mengaku telah menjual ginjalnya, kini giliran MM (30) warga Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung juga turut mengaku menjadi korban sindikat jual beli ginjal.

MM yang bekerja sebagai sopir angkot di Kota Bandung mengatakan, ia menjual ginjalnya akhir 2015 lalu. “Saya mendapat Rp 75 juta dari perantara yang biasa dipanggil Amang,” katanya saat ditemui wartawan di Kecamatan Ibun, Minggu (31/01).

Menurut MM, dirinya terpaksa menjual ginjal untuk membayar utang. Namun tindakan itu ia lakukan tanpa sepengetahuan keluarga.

MM mengaku, kondisi tubuhnya kini memang terlihat sehat. Namun ia jauh lebih cepat lelah saat bekerja setelah kehilangan sebelah ginjalnya.

Terkait operasi, MM hanya ingat bahwa kejadiannya di Jakarta. Namun nama rumah sakit dan rupa dokter yang membedah dirinya sama sekali tak ia ketahui.

MM menambahkan, semua berawal ketika dirinya tak sengaja bertemu Amang pada Oktober 2015. MM tergiur dengan iming-iming puluhan juta rupiah yang ditawarkan Amang.

Sebelumnya, dua dari lima warga Majalaya juga mengaku menjual ginjalnya melalui Amang, mereka adalah EM (40) dan DS (27).

EM mengaku menjual ginjalnya Rp 80 juta. Namun ia hanya menerima Rp 70 juta, karena Rp 10 juta menjadi jatah Amang. Sementara DS mendapat Rp 90 juta setelah dipotong jatah Amang.

Sama seperti MM, EM dan DS juga mengungkapkan desakan ekonomi sebagai pemicu mereka menjual ginjal. EM mengaku butuh uang untuk membayar utang dan membangun rumah, sedangkan DS ingin menbantu kesulitan ekonomi orangtuanya, yang bekerja sebagai pemulung. (Hanum)

Komentar