Citrust.id – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majalengka mendatangi Dinas Lingkungan Hidup, di Jalan Gerakan Koperasi, Jumat (3/5/2019). Mereka mempertanyakan etika oknum pejabat dinas setempat yang menggebrak meja saat audiensi pada 25 April.
“Selain minta etika pejabat tersebut yang menggebrak meja sampai dua kali, kami juga menuntut penanganan sampah yang buruk di kabupaten Majalengka. Kami minta tanggung jawab dinas untuk segera mengantisipasi persoalan sampah karena mereka menganggap sampah merupakan masalah yang urgen,” kata Ketua HMI Majalengka, Eka Praseptio.
Eka menjelaskan, ada 3 poin penting yamg jadi tuntututan kepada pemerintah daerah. Pertama, pejabat tinggi harus mengetahui dan memahami kinerja dalam sebuah instansi.
Kedua, DLH harus segera melaksanakan dan menyelesaikan pembebasan lahan agar relokasi sampah di wilayah-wilayah yang terkena buang sampah sembarangan tidak terulang kembali.
Ketiga, sikap pejabat DLH harus memahami dan mengetahui etika profesi kelembagaan sehingga bisa melahirkan reformasi birokrasi dalam kelembagaan lingkungan hidup.
“Birokrat itu kan pelayan masyarakat. Mereka harus beretika. Tidak pantas bersikap arogan seperti itu,” tegasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Nadidha Hanna Haritzin yang menemui pendemo berdalih, tidak maksimalnya penanganan sampah di kabupaten Majalengka karena terkendala anggaran. Dia berharap peran serta masyarakat untuk sadar bahaya sampah sehingga lebih disiplin membuang sampah pada tempatnya.
“Jujur saja, kami terkendala anggaran, armada terbatas sehingga tidak bisa mengakomodasi semua sampah di setiap sudut Majalengka,” ujarnya.
Massa yang tidak puas dengan jawaban kepala dinas, kembali melaksanakan orasi ke gedung pendopo Bupati Kabupaten Majalengka. Namun, merela hanya diterima Asda Pemerintahan Aeron Randi. Setelah audiensi, massa membubarkan diri dengan tertib. (Abduh)