FOI Targetkan 50 Ribu Balita Indonesia Bebas dari Kelaparan

Citrust.id – Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia. Adanya pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia diperkirakan meningkatkan angka kemiskinan.

Pandemi menyebabkan penghasilan masyarakat merosot drastis dan tentu menyebabkan gangguan akses pangan pada keluarga. Padahal tanpa adanya pandemi, Indonesia masih menghadapi masalah kelaparan yang serius (Indeks Kelaparan Global, 2019).

Kelaparan tersebut terbagi menjadi dua, yaitu kelaparan karena kemiskinan dan kelaparan yang tersembunyi (hidden hunger). Kelaparan karena kemiskinan menyebabkan sekitar 27 persen anak ke sekolah dengan perut kosong. Sedangkan kelaparan tersembunyi (hidden hunger) yaitu, fenomena kekurangan vitamin dan mineral yang dapat berujung pada stunting (Hasil Survey FOI, 2020).

Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75, Foodbank of Indonesia (FOI) mengajak masyarakat untuk bergerak dengan semangat nasionalisme berupaya memerdekakan balita dari rasa lapar dalam Gerakan Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia.

Gerakan itu merupakan sebuah kampanye yang mengajak para bunda Indonesia, seperti kader, paud, calon bunda, pakar, akademisi, untuk bergerak membuka akses pangan dan memerangi kelaparan pada balita di Indonesia untuk mencapai impian Indonesia Merdeka 100 persen.

Menurut Founder FOI, Hendro Utomo, rangkaian kegiatan Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia diawali dengan Ekspedisi Merdeka 100 persen yang melalui 7 provinsi dan menempuh jarak lebih dari 2.500 Km.

Ekspedisi dengan menggunakan moda transportasi motor itu dimulai dari tanggal 15 Agustus dengan tujuan melakukan observasi lapang tentang pola makan balita dari ujung Barat hingga ujung Timur Pulau Jawa. Dialog juga dilakukan dengan para relawan dan bunda mengenai isu kelaparan pada balita serta upaya yang dilakukan untuk memerangi kelaparan tersebut.

BACA JUGA:  Ketua DPRD Apresiasi Peran Polri Jaga Stabilitas Keamanan Masyarakat

“Dari hasil observasi lapangan, situasi pandemi ini semakin mempersulit balita memperoleh akses pangan yang layak. Banyak balita kita yang mengalami kelaparan, gizi kurang, bahkan stunting. Kita harus bergerak bersama untuk memerdekakan balita Indonesia dari rasa lapar, sehingga dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan baik, karena balita adalah generasi penerus bangsa,” ungkap Hendro.

Upacara peringatan HUT RI secara virtual hari ini sekaligus peluncuran kampanye Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia merupakan rangkaian selanjutnya untuk membangun kesadaran seluruh masyarakat tentang pentingnya isu ini. Dalam acara virtual tersebut, tampak relawan dan anak-anak bersemangat mengikuti upacara, deklarasi dan pembagian makanan meskipun semua tetap mengikuti protokol Covid-19.

Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak KPPPA, Lenny N. Rosalin, mendukung upaya Foodbank of Indonesia (FOI) untuk membantu masyarakat dalam mencari solusi melalui redistribusi makanan berlebih sebagai upaya untuk membuka akses pangan bagi kelompok rentan, termasuk balita.

“Kerja sama antarlembaga sangat penting untuk memastikan konvergensi seluruh program/ kegiatan terkait pencegahan stunting, utamanya untuk meningkatkan cakupan dan kualitas intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif pada kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-23 bulan atau 1.000 hari pertama kehidupan.” jelas Lenny.

Mewakili akademisi di bidang pangan, Prof. Dr. Ir. Eni Hermayani, M.Sc, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, siap mendukung aksi itu melalui kerjasama yang sebelumnya telah terjalin antara FOI dengan FTP UGM.

“Sukses untuk FOI yang menginisiasi Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia,” ucapnya.

Mohammad Feriadi, Presiden Direktur JNE, mengatakan, sejak tahun 2018, JNE bersinergi dengan FOI dalam distribusi bantuan pangan. Sejak itu, JNE terus berupaya turut berkontribusi memanfaatkan kapabilitas yang dimiliki untuk membantu mengirimkan berbagai bantuan pangan agar lebih luas lagi jangkauan areanya hingga ke seluruh pelosok Indonesia, termasuk dalam gerakan aksi 1000 Bunda yang digalang oleh FOI kali ini.

BACA JUGA:  MPBPJS dan BPJS Ketenagakerjaan Bekerjasama Sasar Jaminan Sosial bagi Pekerja Informal

“Tentunya, JNE berharap kinerja yang dijalankan dan kerja sama, seperti bersama FOI, maupun kolaborasi lainnya seperti bantuan APD untuk paramedis atau bantuan-bantuan lainnya, dapat memberikan manfaat mau pun kebahagiaan kepada masyarakat, sesuai dengan semangat tagline Connecting Happiness,” ucap Feriadi. (Haris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *