CIREBON (CT) – Setelah menyerahkan surat tuntutan masyarakat ke Nippon Export and Invesment Insurence (NEXI) Jepang, terkait persoalan kejahatan yang dilakukan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 1 dan 2 Cirebon, Minggu (14/08).
Organisasi lingkungan Jepang, Friends of the Earth (FOE) langsung melihat dari dekat lokasi yang bakal di bangun PLTU itu, sekaligus untuk menyampaikan hasil pertemuan tersebut, kepada Rapel dan masyarakat.
“Yang kami lakukan dalam rangka menekan NEXI untuk menggagalkan pembangunan tersebut. Sebelumnya juga, kami sudah mengirimkan surat ke Japan Bank for International Cooperation (JBIC) pendana pembangunan PLTU 1 dan 2 Cirebon, dan mereka berjanji akan menindaklanjuti,” ungkap Hozue Hatae, Juru Kampanye Pembangunan dan Iklim FOE kepada CT, saat berkunjung ke Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon.
Turis Jepang itu menjelaskan, NEXI memiliki standar ketat terhadap perusahaan yang mengasuransikan investasinya.
Standar paling mendasar yang harus dipenuhi, salah satunya adalah pertanggungjawaban sosial perusahaan tersebut, terhadap keberlangsungan hidup masyarakat yang dirugikan akibat aktivitas perusahaan yeng menjadi anggota NEXI itu.
“NEXI adalah penjamin keuangan Marubeni, dan Marubeni adalah investor dari PLTU 1 Cirebon. Marubeni harus bertanggungjawab terhadap kerugian yang dialami masyarakat selama ini. Jika tidak, harusnya secara teori NEXI menarik jaminan keuangannya dari Marubeni,” tegas Hozue. (Riky Sonia)