oleh

DEKKMA Lestarikan Kebudayaan Gelar Festival 10 Kesenian Tradisional

Majalengkatrust.com – Dewan Kesenian Kebudayaan Majalengka (Dekkma) diberi tantangan untuk terus memajukan seni budaya yang ada di kota angin. Salah satunya, menggelar Festival 10 kesenian tradisional khas Majalengka, seperti Silat Ujungan, Sintren dan Gaok.

Bupati Majalengka, H. Sutrisno mengatakan penampilan seni budaya di kota angin harus terus diagendakan secara rutin. Hal ini sebagai persiapan untuk menyongsong BIJB.

Soal seni dan budaya Majalengka itu, lanjutnya tidak akan pernah mati, karena sikap dan perilaku yang terarah dan diarahkan merupakan hasil karya manusia yang patut diapresiasi.

“Selain itu tampilan seni budaya, pentas-pentas seni, sanggar-sanggar yang hidup juga bisa menjadi bagian dari promosi pariwisata Majalengka, saya berterimakasih atas terselenggaranya acara ini. Tempat ini akan kita ramaikan secara rutin, kalau perlu setiap bulan,” ungkapnya, sambutannya dalam acara pentas seni budaya dalam rangkat HUT Kemerdekaan RI ke-72 di lapangan Pujasera, Rabu (09/08).

Bupati menambahkan sebagai konsekuensinya, untuk kemajuan dan memancing warga luar datang ke Majalengka, selain penampilan seni budaya, pihaknya juga akan mengadakan acara pada 26 Agustus di Majalengjka bersama salah satu stasiun tv swasta.

Dilanjutkan pada bulan September, pihaknya juga akan mengadakan Roadrace malam di Majalengka.

“Kita akan hadirkan, semarak dan keramaian akan mampu mendatangkan orang-orang kepada tempat kita. Menjadikan Majalengka lebih dikenal dengan pariwisatanya yang eksotis. Tampilan seni budayanya yang beragam dan khas,” ungkapnya.

Ketua Dekkma, Asikin Hidayat SPd mengatakan eksistensi seni budaya Majalengka, merupakan gabungan antara seni budaya pasundan dengan jawa di wilayah timur Jawa Barat.

Majalengka merupakam akumulasi dari gabungan sunda dan jawa. Ikon ini bisa dikordinasikan dengan penataan dan kolaborasi yang baik.

“Diharapkan dengan hadirnya BIJB, kantong seni dan budaya ini, diharapkan agar terus menerus berinovasi. Kesenian dan kebudayaan Majalengka tidak akan mati dan tidak akan pernah mati. Dan kami siap untuk tampil dengan agenda rutin setiap bulannya,” ungkapnya.

Sementara itu sejumlah penampilan seni dan budaya yakni konser kampung, angklung azam, tari gosali, karawitan, topeng, gaok , kedempling, calung, ujungan, reog cineur dan sintren, musik etnis, semuanya disuguhkan dalam durasi 30 menit.

Pentas tampilan seni dan budaya Majalengka juga dihadiri wisatawan asing dari Swiss.

Sementara itu anggota DPR RI, Maruarar Sirait, yang hadir menyaksikan pentas seni budaya di Fujasera mengapresiasi posiitif. Bahkan, seni budaya lokal Majalengka harus terus diagendakan secara rutin setiap bulannya.

Alasannya Majalengka ke depan akan lebih banyak turis asing yang datang ke kota angin.

“Seni budaya lokal harus terus dihidupkan. Kalau perlu diagendakan sebulan sekali. Saat ini saja kita kedatangan tamu dari negara Swiss, itu artinya sangat bagus. Apalagi ke depan setelah BIJB beroperasi,” ungkap dia. (Abduh)

Komentar