CIREBON (CT) – Kenaikan harga daging menjelang lebaran memang sulit untuk dibendung. Hal tersebut sering dikatakan lumrah terjadi menyusul permintaan yang terus naik dan keterbatasan stok.
Namun, kenaikan harga tersebut tak selamanya menguntungkan pedagang pasar. Dikatakan salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Kanoman, Rosyid, dirinya sering dikomplain pembeli perihal naiknya harga daging sapi.
“Saya naikin harga, dikomplain ibu-ibu, saya turunin harga, rugi. Jadi kayak lagunya Raisa, serba salah,” tutur Rosyid disertai gelak tawa, Selasa (05/07).
Rosyid pun mencurahkan isi hatinya yang sulit mendapatkan stok daging secara lancar. Diakui olehnya, para distributor daging memang sering mempermainkan stok barang, hingga harga mahal dan sulit didapat.
“Biasanya setiap hari saya dapet stok 100 kilogram, sekarang 50 kilogram saja sudah untung. Rebutan stoknya, tapi alhamdulillah ludes juga,” curhat Rosyid.
Namun, sebagai masyarakat awan, ia pun mencoba memaklumi kenaikan harga tersebut. Ia beranggapan bahwa saat Idul Fitri memang banyak pedagang, baik kecil maupun besar menaikan harga barang seiring dengan melonjaknya permintaan.
“Saya mah ikutan harga pasar aja, kalo yang lain pada meremaan, ya saya ikutan,” terang Rosyid.
Diketahui, harga daging sapi mencapai puncaknya. Menjelang lebaran, harga daging sapi bisa mencapai Rp 140 ribu per kilogramnya. Padahal, beberapa hari lalu, daging sapi hanya ada di kisaran harga Rp 120 ribu perkilogramnya. (Wilda)
Komentar