Citrust.id – Memanfaatkan momen berkah ramadan, Forum Kopi Marani Ngopi Cirebon sambangi Pondok Pesantren Gedongan, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon. Kedatangan para pegiat dan pecinta kopi itu adalah kegiatan untuk membudayakan kembali “ngopi” di lingkungan pesantren, sekaligus mengenalkan berbagai jenis kopi nusantara.
Dalam kegiatan yang bertema “Tadarus Kopi Bareng Santri” ini, para pegiat yang juga pemilik kedai kopi di wilayah Cirebon mempraktikan langsung cara penyeduhan kopi yang benar di hadapan para santri. Selain itu, mereka juga mengajak para santri untuk mencoba langsung melakukan penyeduhan.
Alhasil, para santri dengan mengenakan sarung, kemeja dan peci hitam pakaian khas santri Nahdlatul Ulama (NU) itu tampak gembira dan antusias mengikuti praktik penyeduhan kopi.
‎”Ini di luar ekspektasi. Ternyata budaya ngopi sudah lestari di pondok. Tadi juga banyak sekali santri yang mengantre kopi,” ungkap Andri, salah satu pegiat kopi, di sela kesibukan memperkenalkan jenis-jenis kopi dari berbagai daerah di nusantara kepada para Santri, Jumat (25/05).
Bicara budaya ngopi di lingkungan pesantren, ‎terutama di Gedongan yang merupakan salah satu Ponpes tertua, ternyata sudah mengakar jauh sebelum fase uforia dunia kopi masuk ke Cirebon. Ketika itu untuk penyeduhannya para santri masih menggunakan alat tradisional.
Saking mengakarnya budaya ngopi, konsumsi kopi santri di pesantren yang berlokasi di pesisir pantai utara Cirebon itu, menghabiskan sedikitnya 20 kilogram kopi perminggu. Tentunya ini bukan angka sedikit untuk ukuran penikmat kopi di pesantren, yang hampir semua waktunya dihabiskan untuk belajar (ngaji).
“Ini luar biasa. Konsumsi kopi santri lumayan besar,” imbuh Andri.
Sementara, salah seorang pengasuh asrama Ponpes Gedongan, Gus Idrus sangat mengapresiasi inisiasi Forum Marani Ngopi Cirebon yang mau berbagi kopi dengan para santri. “Untuk kegiatan ini, kami perwakilan pondok terimakasih sudah mau mengedukasi santri soal kopi,” pungkasnya. /riky sonia