Bantuan Kendaraan Operasional Kwarcab Mengundang Kritikan

KUNINGAN (CT) – Pemberian kendaraan operasional jenis minibus, yang dilakukan pemerintah daerah terhadap Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kabupaten kuningan, kontan menuai berbagai kritik dari berbagai kalangan. Pasalnya, kwarcab pramuka daerah ini hanya sebagai lembaga ekstrakuler sekolah dari berbagai tingkatan yang tidak terlalu penting.

“Alasan ini sangat jelas, sebab gugus depan di tiap sekolah itu tidak dominan melakukan kegiataan kepramukaan di luar lingkungan sekolah. Jadi, ada motif apa pemberian kendaraan operasional tersebut,” kata Burhan yang juga aktivis pendidikan non formal, Rabu (24/02).

Perlu diketahui, kata dia, bahwa dalam menguatkan mental di kepramukaan tidak seharusnya mendapat pelayanan atau fasilitas yang nyaman. Pasalnya, pendidikan kepramukaan yang gagas bapak pandu sedunia (Boden Powel, red) itu mengajarkan tentang kemandirian dalam melakukan pertahanan hajat hidup.

“Olehkarenanya, adanya pemberian kendaraan operasional oleh pemda ini menjadi tanda tanya besar dan bertentangan dengan nilai – nilai dasa darma. Seperti disinggung bagaiman tanggungjawab dan dapat dipercaya melalui penggunaan kendaraan tersebut diberikan terhadap kwarcab ini,” tanya dia.

Padahal jika mau terbuka dan melihat item dalam buku sakral APBD 2016, kata dia, kwarcab ini mendapat bantuan biaya operasional dan media kwarcab pramuka sekitar Rp. 150 juta. “Coba saja lihat dalam APBD 2016 yang telah mendapat revisi atau evaluasi gubenur sebelumnya,” tandasnya.

Pria yang pernah menjadi anggota penggalang berpangkat terap ini, imbuhnya, di tiap sekolah atau gugus depan tidak sedikit kasus yang ditemukan dalam menjual kualitas pendidikan ekstrakulikuler kepramukaan. “Belum lama ini, saudara saya yang juga siswa sekolah tertentu, pernah dipinta uang pramuka. Dalihnya tidak lain, untuk kebutuhan dalam kegiatan kepramukaan yang setiap satu minggu sekali di laksanakan,” ungkapanya.

Komposisi kwarcab ini, kata dia, seharusnya lebih mandiri dan bisa bermanfaat tanpa membuat madorot seperti, adanya dugaan kegiatan fiktif yang menyedot anggaran. “Sebagai harapan, keluhan plus aspirasi ini. Dapat menjadi perhatian berbagai kalangan, terutama penegak hukum yang terpercaya dalam mengawasi kinerja anggaran pemerintah,” ucapnya.

Kwarcab pramuka kuningan, yakni H. Aang Hamid Suganda tatkal dimintai komentarnya, bersangkutan tengah berada di luar kota. “Beliau jarang kemari (gedung pramuka, red). Katanya sih ada acara di luar kota,” jawab salah seorang penjaga gedung pramuka yang terletak di jalan cirebon – kuningan, persis berada di Desa Bandoraswetan, Kecamatan Cilimus. (Ipay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *