Ada Apa dengan Ketua Dewan, Sopir Truk, dan Sembako?

  • Bagikan

Citrust.id – Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdi, menerima sepucuk surat ucapan terima kasih dari Paguyuban Supir Dum Truck Kuningan, Jumat (20/6). Surat itu ditandatangani Ketua Paguyuban Supir Dum Truck, Anang, dan Sekretaris, Darwin Samosir.

Dalam surat tersebut, selain mengucapkan terima kasih atas bantuan sembako, para sopir truk juga mengaku terbantu terkait audiensi kenaikan harga pasir bersama pengusaha galian beberapa waktu lalu.

Nuzul Rachdi mengakui terkait surat tersebut. Sekitar 260 sopir dump truk di Kabupaten Kuningan mendapat paket sembako yang difasilitasi oleh Ketua DPRD Kuningan.

“Ya, mereka mengaku sangat terbantu saat kami fasilitasi terkait sengketa harga pasir. Selain itu, mereka juga meminta bantuan sembako karena belum tersentuh bantuan di tengah pandemi Covid-19 ini,” papar Zul.

Dirinya meminta agar paguyuban sopir dump truk mendata nama dan alamat agar segera bisa diajukan untuk mendapatkan bantuan.

“Setelah ada datanya, kami fasilitasi ke Dinas Sosial. Tidak lama, bantuan 260 paket sembako diantar ke rumah mereka masing-masing,” katanya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Supir Drum Truk, Anang, mengatakan, surat tersebut permintaan dari Ketua DPRD Kuningan.

“Iya betul, surat ucapan terima kasih itu dari kami karena untuk bantuan, tidak ada maksud lain. Itu permintaan Pak Ketua. Dia telah meminta melalui pesan Whatsapp dan telepon,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (19/6) malam.

Anang menyanggah kuantitas sembako yang diberikan kepada Paguyuban Supir Dum Truk.

“Jumlah 260 sembako itu hoaks karena yang diajukan sebanyak 114 paket. Itu juga belum tersalurkan,” ucapnya

Anang merasa dirinya menjadi kambing hitam. Beredarnya kabar tersebut membuat dirinya ditanyakan anggota PSTK.

“Saya seperti kambing hitam. Ini menjadi beban moral bagi saya. Yang baru tersalurkan itu baru Jalaksana saja. Itu juga daerahnya Pak Ketua Dewan,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Kenapa Harga Minyak Goreng Indonesia Lebih Mahal Dibanding Malaysia?

Dikatakan Anang, anggota paguyuban yang baru menerima paket sembako baru sekitar 10 orang. Anang merasa terpukul dan tidak terima karena sembako belum terealisasikan semuanya.

“Barusan orang yang mendapat sembako tidak terima. Bantuan yang diberikan padanya itu malah diposting dan dipublikasikan,” ujarnya. (Andin)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *