Dampak Budaya dan Religius dari Misi-Misi Cheng Ho di Cirebon

  • Bagikan

Oleh Jeremy Huang

Cheng Ho atau yang lebih dikenal Chen He pernah Singgah di Muara Jati tahun 1405 Masehi. Dalam buku Slamet Mulyana, diceritakan kedatangan Laksamana Cheng Ho singgah di Muara Jati untuk mengisi perbekalan dalam perjalanan menuju Majapahit. Rombongan Laksamana Cheng Ho membangun mercusuar di Muara Jati dan membuka perkampungan Tionghoa Muslim di Srindil Gunung Sembung dan Talang. Jangkar Kapal Cheng Ho disimpan di Klenteng Tiao Kak Sie, Vihara Dewi Welas Asih Pelabuhan Cirebon.

Buku Tan Ta Sen berjudul Cheng Ho Penyebar Islam dari China ke Nusantara halaman 240 terbitan Kompas mengisahkan beberapa awak kapal armada Cheng Ho dari Komonitas Hui Hui
yang terkemuka, diantaranya :

1. Ma Huan alias Zong Dao Zhejiang yang fasih berbahasa Arab dan Persia. Ma Huan direkrut oleh Cheng Ho sebagai penerjemah (Tong Shi) dan dibawa sebagai awak kapal pada pelayaran keempat, keenam, dan ketujuh. Ma Huan merupakan penulis kitab Yingya Shenglan yang berisikan laporan pandangan mata penting tentang perjalanan perjalanan laut.

2.Fei Xin Alias Gong Xiao, penerjemah fasih Bahasa Arab yang bergabung dengan Cheng Ho pada ekspedisi ketiga, kelima dan ketujuh. Fei Xin juga ialah penulis kitab Xing Cha Sheng Lan.

3.Gong Zhen, awak kapal pada pelayaran ketujuh yang juga penulis kitab Xi Yang Fanguozhi.

4. WANG Jing Hong, wakil ketua komandan dan wakil ketua utusan orang kepercayaan Cheng Ho di seluruh pelayaran. Masyarakat Cirebon mengenalnya sebagai Dampu Awang dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu karangam Slamet Mulyana.

5. Hong Bao, wakil ketua utusan pada pelayaran ketujuh. Hong Bao kemudian dikirim Cheng Ho untuk menunaikan ibadah Haji ke Mekkah.

BACA JUGA:  Pemkab Kuningan Dukung Budi Daya Ikan Hias

6. Yang Zhen, wakil ketua utusan pada pelayaran ketujuh, juga dikirim Cheng Ho untuk menunaikan ibadah Haji ke Mekkah.

7. Guo Chong Li, penerjemah mahir Bahasa Arab dan Persia, juga awak kapal pada pelayaran keempat, keenam, dan ketujuh.

8. Ha San, penerjemah pada pelayaran keempat yang secara khusus diundang oleh Cheng Ho untuk bergabung dengannya.

9. Pu Rihe, keturunan Pu Shougeng yang merupakan warga Quanzhou terpandang berbasis pedagang Arab sekaligus komisaris perdagangan Luar Negeri semasa Dinasti Song dan Dinasti Yuan.

10.Sha Ban, wakil ribuan rumah tangga pejabat militer yang00 berasal dari Calicut. Sha Ban menjadi awak kapal pada pelayaran terakhir.

11. Xia Wennan dari Quanzhou, cucu dari Imam Masjid Quanzhou. Xia Wennan menjadi awak kapal pada tiga ekspedisi antara tahun 1405-1424.

12. Wu Bin, pimpinan rombongan Laksmana Cheng Ho yang akhirnya menetap di Gunung Sembung, Cirebon, Jawa Barat.

Tan Ta Sen juga menjelaskan dalam bukunya, Cheng Ho menyebarkan Islam di Asia Tenggara berkat hadirnya armada pelayaran Cheng Ho yang bersejarah. Cheng Ho kemudian memberi kontribusi secara langsung pada perluasan dan penguatan dagang Dinasti Ming.

Misi-misi ini juga memperkuat hubungan diplomatik dan perdagangan Ming Tiongkok dengan negara-negara yang dikunjungi. Berbeda dengan kebiasaan misi-misi sebelumnya, misi Cheng Ho menghasilkan pertukaran kunjungan dua arah yang berjalan intensif dan ekstensif antara Tiongkok China dengan kerajaan-kerajaan di Jawa dan Cirebon.

Kedatangan Laksamana Cheng Ho juga meninggalkan barang-barang keramik di Cirebon dan membangun mercusuar di Muara Jati untuk memudahkan para pedagang datang ke Cirebon. Cheng Ho juga menghasilkan aneka kuliner seperti tahu, bakso, mie, taoge, siomay, bakpao, moho, cikak, cakwe, bolang-baling, cay sim, pe cay, dan cap jay. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Muara jati memperkaya khazanah Budaya Di Cirebon. []

BACA JUGA:  Tak Punya "Kantong Parkir", Penyebab Bahu Jalan Jadi Tempat Transit Kendaraan
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *