Polisi Kawal Proyek Survei Seismik 3D Akasia Besar

INDRAMAYU (CT) – Kapolres Indramayu, AKBP Wijonarko didampingi Kabag Ops Komisaris Gotam Hidayat, mengatakan, jajarannya siap membantu pengamanan kegiatan di lokasi survei seismik terutama di jalur pantura, maupun di lokasi lain yang masyarakatnya belum paham mengenai kegiatan tersebut. Untuk itu, pihaknya akan menempatkan sejumlah personel di lokasi survei disesuaikan dengan tingkat kerawanan.

“Pengamanan kegiatan survei di 208 pada 22 kecamatan tersebar di Kabupaten Indramayu. Nanti kami akan sesuaikan dengan situasinya. Bisa jadi dua sampai empat personel di setiap titik lokasi,” katanya.

Dia menuturkan, khusus penyetopan kendaraan di jalur pantura yang menjadi lokasi survei seismik. Pihaknya akan berupaya mempercepat penyetopan dengan tujuan agar tidak terjadi antrean panjang kendaraan. Termasuk mencari waktu di saat arus lalu lintas sedang lengang.

“Apabila kegiatannya di jalur pantura, kami akan melakukan penyetopan sementara pada kendaraan yang melintas, agar tidak terjadi antrean. Namun untuk sekarang kecil kemungkinannya terjadi antrean, karena sudah ada jalan tol. Dan banyak pula kendaraan yang melewati jalan tersebut, ” terangnya, Rabu (20/01).

Sementara itu, Kepala Proyek Siesmik 3D Akasia Besar pertamina EP, Erwan Cahya Dewa, didampingi Chief Humas Seismik Pertamina EP, Salahudin Achmad membenarkan pengawalan tersebut. Menurutnya, kegiatan pengeboran dangkal untuk keperluan data siesmik akan dikawal penuh oleh petugas dari Polres Indramayu. Demikian pula pada saat peralatan Vibroseis digunakan di lapangan.

Dikatakannya, proses perekaman data seismik di Kabupaten Indramayu dilaksanakan di sejumlah desa dan sedang terus berlangung. Pekerjaan survei seismik, kata dia, adalah proses perekaman data lapisan bawah permukaan bumi. Selanjutnya, akan diproses dan diinterpretasikan untuk membuktikan ada tidaknya kandungan hidrokarbon di tempat tersebut.

Survei seismik, lanjutnya, merupakan tahap awal dari kegiatan eksplorasi yang melibatkan banyak pekerja dan peralatan, serta bersinggungan langsung dengan masyarakat. Namun, survei seismik hanya bersifat sementara dan tidak ada pengalihan hak tanah warga.

“Untuk kelancaran kegiatan, kami sudah melakukan sosialisasi mengenai kegiatan ini. Bukan saja di tingkat kabupaten, sosialisasi juga dilaksanakan di tingkat kecamatan dan desa serta langsung kepada masyarakat, dengan harapan masyarakat paham dan mengerti pentingnya survei seismik dengan hambatan-hambatan dapat diminimalkan, sehingga hambatan tersebut dapat teratasi,” papar dia. (Dwi Ayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *