MAJALENGKA (CT) – Perseteruan atau Konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan segera berakhir. Bahkan dalam waktu dekat ini partai berlambang Kabah ini akan menggelar Muktamar Islah guna mengakhiri perseteruaan antara PPP hasil Muktamar Surabaya dan Muktamar Jakarta.
Hal tersebut dikatakan Anggota DPR RI Fraksi PPP, H.Dony Ahmad Munir saat memberikan sambutan dalam acara Hari Lahir (Harlah) PPP ke-43 yang dipadukan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW, di Kantor DPC PPP Majalengka Jalan Pemuda, Minggu (10/01).
“Dua muktamar Jakarta maupun Surabaya telah dicabut pemerintah. Keduanya tidak diakui pemerintah,”ucapnya.
Menurutnya dengan dicabutnya kedua Muktamar oleh Menteri Hukum dan HAM, lanjut Ketua DPC PPP Kabupaten Sumedang ini, maka kepengurusan PPP saat ini dikembalikan kepada hasil Muktamar PPP yang berlangsung di Bandung, denganĀ Ketua Umum H.Suryadama Ali dan Sekretaris Romahurmuzy.
“Insya Allah di akhir Januari ini kita akan menggelar Muktamar Islah guna mengakhiri kisruh internal PPP. Dan itu telah direstui oleh sesepuh partai PPP yang juga Ketua Majelis Syariah DPP PP Mbah Moen (KH Maimun Zubair),” ujar Dony yang juga mantan Wasekjen DPP versi Romahurmuzy ini.
Menurut Dony,para pimpinan elit PPP bisa saling intropeksi diri dan mengakhiri perebutan kekuasaan yang merugikan semua pihak, terutama keluarga besar PPP di seluruh pelosok negeri ini.
“Saya punya usulan strategi agar PPP kembali bermartabat dan bermanfaat bagi umat. Seluruh kader PPP harus memiliki ahlaq yang baik, memiliki jatidiri yang kuat, berkarakter, menjadi bagian dari solusi bukan masalah, serta berdakwah dengan perbuatan bukan bukan sekadar lisan. Bila hal itu dilakukan, maka PPP akan mendapatkan tempat dan dukungan dari rakyat,”imbuhnya.
Sementara Ketua DPC PPP Kabupaten Majalengka H.Pepep Saeful Hidayat, berharap melalui momentum Harlah PPP yang dikolaborasikan dengan peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW, bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari semua peristiwa yang telah menimpa PPP saat ini.
“Semoga juga spirit fusi 1973 yang telah melahirkan konsensus besar partai, dapat mengakhiri perpecahan yang terjadi di PPP saat ini,”tukas pria asal Cikijing ini. (Abduh)