Meski Pandemi, Pengurus Bank Sampah Banhil Semangat Buat Lubang Biopori

  • Bagikan
Pembuatan lubang biopori oleh pemuda penggagas Bank Sampah Blok Banjaran Hilir, Desa Banjaran.

Citrust.id – Meski di tengah pandemi Covid-19, pemuda Blok Banjaran Hilir, Desa Banjaran, Kabupaten Majalengka tetap bersemangat membuat lubang resapan biopori.

Pandemi tidak menghalangi kreativitas mereka untuk mengelola bank sampah dan berkreasi dengan membuat lubang biopori.

Founder Bank Sampah Banjaran Hilir, Gelar S. Ramdhani, mengatakan, lubang resapan biopori merupakan sebuah metode resapan air. Lubang itu mampu meningkatkan kehidupan makhluk hidup dalam tanah, sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.

Pengurus Bank Sampah Blok Banjaran Hilir, Desa Banjaran, membuat lubang biopori.

“Metode Biopori ini pertama kali digagas oleh akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), yaitu Dr. Kamir Raziudin Brata,” ungkapnya, Senin (21/12).

Gelar menjelaskan, biopori adalah solusi untuk mengatasi banjir, tanah longsor, menyuburkan tanah, sekaligus solusi pemanfaatan sampah organik. Beberapa kota besar di Indonesia sudah banyak yang membuat ribuan biopori. Metode itu belum populer di Kabupaten Majalengka.

Pengurus Bank Sampah Banjaran Hilir memulai proram pembuatan lubang resapan biopori di berbagai titik. Ke depan, mereka punya target minimal ada 100 lubang biopori di desa setempat.

“Meski bukan daerah rawan banjir, tetapi Banjaran Hilir termasuk rawan longsor. Biopori ini diharapkan dapat meningkatkan kesuburan tanah dan solusi pemanfaatan sampah organik,” jelasnya.

Penimbangan sampah anorganik tetap dilakukan pengelola Bank Sampah Blok Banjaran Hilir, Desa Banjaran, meski pandemi Covid-19.

Banyak masyarakat yang penasaran dengan biopori. Pembuatan lubang resapan biopori itu juga dimanfaatkan untuk pengenalan atau edukasi biopori ke masyarakat.

“Alhamdulillah, masyarakat paham dan sangat mendukung pembuatan biopori ini,” tuturnya.

Yayan (38), salah seorang warga yang melihat langsung di lokasi pembuatan, merasa penasaran. Ia berharap lubang resapan biopori itu bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.

Tumpukan sampah yang berhasil dikumpulkan Bank Sampah, Blok Banjaran Hilir, Desa Banjaran yang bernilai ekonomi.

Sementara itu, petugas Bank Sampah Banjaran Hilir, Agus Abdul Syukur, mengatakan, Bank Sampah itu berawal dari pemuda Masjid Nurul Muslimin yang ingin meraih nilai ekonomis saat pandemi Covid-19.

BACA JUGA:  Komisi II Sarankan Perumda Pasar Putus Kontrak dengan Investor Pasar Balong

“Kami beberapa kali melakukan penimbangan sampah anorganik dari nasabah. Ada nilai ekonominya. Dari awal pandemi, ratusan kilogram lebih sampah anorganik yang dapat ditampung dari nasabah,” jelas Agus.

Pada masa pandemi Covid-19, penghasilan masyarakat terganggu. Ia berharap, program Bank Sampah menjadi solusi ekonomi. Masyarakat mendapatkan keuntungan pendapatan tambahan dari program tersebut.

Kepala Desa Banjaran, Efen Suprai, menyampaikan, masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat, baik di pinggir jalan, sungai, tempat umum maupun di pojokan tempat yang bukan semestinya.

“Hal ini harus menjadi keprihatinan kita. Kami mengapresiasi kinerja tim Bank sampah Banjaran Hilir yang telah lebih dulu memberikan perhatian serius terhadap permasalahan sampah, terutama pada masa pandemi. Kami akan support,” imbuhnya. (Abduh)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *