Cirebontrust.com – Setelah sempat berhenti memproduksi garam akibat cuaca buruk, para petani garam di Kabupaten Cirebon mulai kembali menggeliatkan produksi garam, terkait makin tingginya harga garam.
Para petani yang bersyukur dengan tingginya harga garam, mereka mulai merasakan hasil panen yang melimpah dari tambak garam mereka. Namun, tingginya harga garam yang sangat jarang terjadi ini, membuat para petani khawatir akan kembali merosot jika kedatangan garam impor.
Sejak beberapa hari terakhir, para petani garam di desa Pangarengan, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, mulai disibukkan di lahan tambak. Mereka mulai kembali beraktivitas memproduksi garam, setelah beberapa bulan terakhir berhenti produksi akibat cuaca buruk.
Para petani pun, mulai memperbaiki area tambak yang sempat tergenang akibat curah hujan yang cukup tinggi.
Kesibukan memproduksi garam, dirasakan Achmad yang mulai bisa memanen garam yang sejak dua bulan terakhir mereka garap. Dari satu petak tambak garam, mampu menghasilkan sepuluh sampai lima belas karung atau setara dua ratus kilogram.
“Hasil yang banyak ini, didukung cuaca yang belakangan mulai membaik meski sesekali turun hujan,” ujar Achmad kepada Cirebontrust.com.
Sementara itu, para petani mengaku bersyukur dengan tingginya harga garam yang kini mencapai Rp2800 perkilonya dari biasanya hanya 500 perkilonya.
Kabupaten Cirebon yang menjadi salah satu sentra produksi garam, memiliki luas tambak sekitar 3000 hektare lebih. Dari satu hektare lahan, biasanya mampu memproduksi delapan puluh ton garam setiap tahunnya.
Di tengah kenaikan harga, para petani berharap pemerintah tak mengimpor garam dan tetap menggunakan garam lokal yang memiliki kualitas sama baiknya dengan garam impor. (Sukirno Raharjo)