Cirebontrust.com – Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Dasar (SD) kini sedang berlangsung serentak di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Cirebon. Pada momen itu, Bupati Sunjaya Purwadisastera melakukan monitoring ke beberapa SD, untuk memastikan UN berjalan lancar sesuai dengan jadwal.
Namun, ketika melakukan kegiatan monitoring ke beberapa SD di wilayah Cirebon Timur, sang bupati kaget dan merasa miris. Pasalnya, didapati seorang siswa kelas 5 SD belum bisa membaca. Yang lebih memprihatinkan lagi, ditemukan siswa kelas 6 SD yang menjadi peserta UN belum lancar membaca.
Hal ini tentunya menjadi pukulan telak bagi kualitas pendidikan di Kabupaten Cirebon. Bagaimana tidak, sekolah yang harusnya menjadi tempat pendidikan formal untuk menuntut ilmu agar peserta didik lepas dari buta huruf, kini tidak bisa diharapkan dan menjamin untuk pengentasan buta huruf.
“Ada siswa kelas 5 SD yang belum bisa baca. Ada juga peserta UN atau kelas 6 SD yang belum lancar membaca. Bagi guru, ini dilematis. Kalau siswa tidak dinaikan kelas dia akan keluar,” ungkap Sunjaya di sela acara deklarasi forum kiai Dapil 6 untuk pemenangan dirinya diajang Pilbup 2018, di Ponpes Salafiyah Desa Pabuaran Lor, Kecamatan Pabuaran, Selasa (16/05).
Menyikapi temuan tersebut, Sunjaya langsung menginstruksikan kepala sekolah dan guru se-Kabupaten Cirebon untuk mengadakan pengayaan terlebih dahulu sebelum UN berlangsung.
“Ada beberapa faktor siswa tersebut tak bisa membaca. Pertama soal IQ yang rendah. Kedua, karena orang tuanya nelayan, mungkin tidak mengerti pendidikan, jadinya tidak ada bimbingan atau arahan dari orang tuanya,” tutupnya. (Riky Sonia)