Cirebontrust.com – Lima desa di Kecamatan Susukanlebak Kabupaten Cirebon, rawan bencana alam. Kelima desa tersebut, Desa Kaligawe, Kaligawewetan, Ciawiasih, Susukanlebak dan Desa Karangmangu. Bahkan, hingga saat ini belum ada penanganan serius dari BBWSC terhadap pembuatan bronjong di aliran Sungai Cimanis Desa Karangmangu dan Desa Kaligawewetan.
Koordinator Tagana Kecamatan Susukanlebak, Yopi Pramudhita mengatakan, sebagai daerah yang rawan bencana, terutama di aliran Sungai CImanis yang rawan longsor. Seharusnya menjadi perhatian serius dari BBWSCC untuk segera dilaksanakan pembronjongan. Mengingat, ada puluhan rumah yang berada di aliran sungai tersebut.
“Di Desa Karangmangu, ada dua rumah yang terpaksa dikosongkan. Karena bagian belakang sudah ambruk, tergerus Sungai Cimanis. Begitu juga yang terjadi di Desa Kaligawewetan, terdapat dua rumah yang nyaris ambruk,” katanya, Kamis (09/11).
Yopi menjelaskan, desa yang rawan puting beliung pernah terjadi di Desa Kaligawe. Desa rawan longsor baik sungai maupun tebing terjadi di Desa Karangmangu, Kaligawewetan (Sungai Cimanis) dan Susukanlebak serta Desa Ciawiasih
“Kami selalu berupaya maksimal dalam meminimalisir longsoran, salah satunya denga memasang trukcuk (pagar bambu) disepanjang sungai dan tebing yang rawan longsor. Selain itu, anggota Tagana yang berjumlah 6 orang dan dibantu dengan relawan berjumal 79 orang senantiasa patroli di lokasi yang rawan puting beliung. Sekaligus, sosialisasi pada masyarakat mengenai upaya penyelamatan,” jelasnya.
Ketika ditanya apakah sudah ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Yopi menjawab sudah ada.
“Respon dari Pemkab sangat cepat, namun sebatas makanan, selimut dan tenda. Sedangkan, dari BBWSCC berupa pembronjongan hingga kini belum ada tanda-tanda realisasi. Kami harapkan, BBWSCC segera membuat bronjong di aliran Sungai Cimanis. Mengingat, penhujan akan tiba,” pintanya.
Dirinya juga mengimbau pada seluruh masyarakat untuk waspada. Terutama di aliran Sungai Cimanis, tebing dan tanah yang luas seperti pesawahan. Karena, daerah pesawahan rawan terjadi puting beliung dan petir.
“Bagi para petani, apabila cuaca mendung segera pulang. Guna meminimalisir terkena petir dan puting beliung. Begitu juga masyarakat dan pengguna jalan, agar menghindari jalan yang bertebing, guna terhindar dari longsoran,” imbaunya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Karangmangu, Ukas Danaria mengungkapkan, dua rumah di bagian belakang yang ambruk Februari lalu, dikarenakan bagian bawahnya tergerus sungai. Sehingga saat arus deras, ambruk.
“Hampir satu tahun lalu kami sudah melaporkan ke BBWSCC dan instansi terkait, tapi hingga saat ini belum ada tanda-tanda dilakukan tindakan. Padahal, kondisi sudah sangat kritis. Hal ini terlihat, bagian belakang rumah warga yang tergerus Sungai Cimanis dan akan terus menggerus, mengingat musim penghujan segera tiba,” ungkapnya.
Ukas menghimbau, masyarakat yang rumahnya berdekatan dengan Sungai Cimanis untuk senantiasa waspada, terutama saat hujan maupun air sungai naik. Karena, sungai tersebut tidak hanya banjir ketika hujan di daerah setempat melainkan dari daerah hulu (Kuningan). Sehingga, bisa saja longsor menimpa rumah yang berada di bibir sungai tersebut.
“Kondisi yang sangat rawan longsor, seharusnya mendapatkan perhatian serius dari BBWSCC dan pihak terkait lainnya. Agar, meminimalisir longsoran yang lebih parah dan korban jiwa. Kami harapkan, dibuat Tembok Penahan Tanah (TPT)dan bronjong, dengan kedalaman sekitar 10 meter,” pintanya. (Riky Sonia)