Citrust.id – Direktorat Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Badan Gizi Nasional menyelenggarakan pelatihan peningkatan kompetensi bagi kelompok masyarakat guna mendukung pelaksanaan program pangan nasional.
Pelatihan itu bertujuan memperkuat kapasitas pelaku usaha agar dapat berperan aktif dalam rantai pasok, layanan, serta kebutuhan operasional program, sekaligus membuka peluang kemitraan yang lebih luas antara masyarakat dan pemerintah.
Kegiatan yang digelar pada 1–3 Desember 2025 di Hotel Golden Flower Bandung ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan pemerintah daerah, tenaga ahli Badan Gizi Nasional, hingga instruktur dari lembaga pelatihan.
Pelaku UMKM, pengusaha kecil, dan pihak yang terhubung dengan dapur pelaksana program hadir sebagai peserta dan mengikuti seluruh rangkaian materi secara aktif. Suasana pelatihan berlangsung dinamis melalui sesi diskusi, praktik, serta simulasi yang menekankan penerapan langsung di lapangan.
Kepala Dinas UMKM Kota Bandung, Budhi Rukmana, menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan komunitas usaha.
“Program ini bukan hanya tentang penyediaan makanan untuk masyarakat. Lebih dari itu, kami ingin memastikan bahwa pelaku usaha juga merasakan dampak ekonominya. Kemitraan menjadi kunci agar manfaat program dapat semakin meluas,” ujarnya.
Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional, Dedi Supriadi, juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas pelaku usaha lokal.
“Harapan kami, pelatihan ini membuka kesempatan bagi pelaku UMKM untuk menjadi bagian dari penyedia layanan program. Dengan kemampuan yang semakin baik, mereka dapat memenuhi standar yang dibutuhkan dan berkontribusi lebih besar bagi masyarakat,” katanya.
Para instruktur memberikan materi yang mencakup penyusunan rencana usaha, pengelolaan keuangan, penyusunan standar operasional prosedur, serta strategi pemasaran.
Materi tersebut dipilih agar peserta memiliki pemahaman menyeluruh dalam mengelola usaha secara profesional, mulai dari penyusunan visi dan misi, pengaturan arus kas, hingga pengembangan pemasaran digital. Pendekatan ini diharapkan dapat membantu peserta memahami hubungan antara tata kelola usaha yang baik dengan peluang bermitra dalam program pemerintah.
Peserta juga mengikuti sesi praktik untuk menyusun rencana usaha, mensimulasikan penerapan SOP, pencatatan transaksi, serta aktivitas pemasaran. Pada hari terakhir, asesor melakukan asesmen melalui tanya jawab dan pemeriksaan dokumen guna menilai sejauh mana peserta memahami dan mampu menerapkan materi pelatihan.
Melalui pelatihan ini, Badan Gizi Nasional berharap semakin banyak pelaku usaha lokal yang terlibat aktif dalam mendukung program pangan secara berkelanjutan. Selain memperkuat ekonomi masyarakat, peningkatan partisipasi UMKM juga diharapkan mampu menciptakan ekosistem yang solid antara pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas penerima manfaat.













