Suka Duka 15 Tahun Menjual Tahu Gejrot, dari Kehujanan Hingga Bertemu Istri Tercinta

CIREBON (CT) – Lima belas tahun sudah, Rodiah (30), mengayuh pedal sepeda berkeliling kampung menjajakan Tahu Gejrot atau Tahu Kemprong (tahu yang dalamnya tanpa isi).

Panganan tradisional khas Cirebon ini dipilih olehnya karena dalam proses penyajianya tidak rumit tidak seperti panganan lainya. Sedikit pun tak pernah terucap dari mulutnya rasa keluh dan kesah yang dirasakan Rodiah dalam menjalani usaha itu, berjualan Tahu Gejrot memang bukan cita-citanya.

Pria yang hanya tamatan SMP itu, mengaku berjualan Tahu Gejrot merupakan pilihan hidupnya, setelah beberapa kali melamar kerja sebagai pelayan toko dan satpam di Kota Cirebon ditolak. Kini, berdagang Tahu Gejrot merupakan mata pencaharian utama, yang lambat laun mulai disukainya. Tahu Gejrot pulalah yang mempertemukan dengan gadis pujaannya, yang kini menjadi ibu dari anak semata wayang yang baru mengincak dua tahunan.

Setiap hari, Rodiah memulai berjualan Tahu Gejrot untuk mencukupi ekonomi keluarganya sejak pukul 10.00 WIB dan pulang disaat matahari mulai terbenam. Dalam menjalani usahanya Rodiah tak pernah mengenal rasa lelah, walau pun disaat cuaca kurang bersahabat (hujan,-red) Rodiah tetap mengayuh pedal sepedanya dengan ditutupi sebuah payung yang diikatkan ke salah satu kayu yang menempel digerobak Tahu Gejrotnya.

“Dalam sehari saya bisa bawa pulang uang Rp. 80 ribu, kan lumanyan Mas cukup dengan berkeliling ke desa-desa, ya itung-itung sambil main tapi dapet uang,” kata Rodiah warga Desa Cisaat Kecamatan Dukupuntang ini kepada CT saat ditemui di Desa Cikeduk, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Selasa (2/12).

Dalam sehari, Rodiah bisa menjual 400-500 tahu yang dibelinya dari pabrik tahu di Kelurahan Kenanga. Penjualan akan bertambah bila memasuki hari libur seperti hari Sabtu dan Minggu.

BACA JUGA:  Lampor Keranda Terbang Tayang Perdana di Cirebon

“Rata-rata 60-70 porsi terjual dalam setiap harinya dengan harga per porsinya Rp. 3.000. Bumbu yang ada dalam Tahu Gejrot salah satunya cabe rawit, bawang merah dan bawang putih, trus sedikit dikasih gula merah. Untuk rasa pedasnya tergantung dari permintaan, tapi kalau musim hujan sih enaknya yang pedes Mas agar badan jadi hangat,” katanya.

Dengan penghasilan tersebut, kini Rodiah mampu membeli sepeda motor secara kontan. Pembelian sepeda motor itu dari uang yang dia sisihkan sejak pertama kali berjualan sampai dia menikah. Menurutnya, mencari pekerjaan yang layak dengan lulusan SMP cukup sulit di jaman sekarang, bayangkan beberapa kali dia melamar menjadi pelayan toko selalu ditolak.

“Dulu sih saya pengen jadi pelayan toko seperti tetangga saya.Tapi impian itu sirna karena saya tidak pernah kesampaian. Tapi semua ini saya syukuri karena dengan berjualan Tahu Gejrot saya bisa memiliki istri yang bertemu saat berjualan,” kata dia sambil tersenyum. (CT-115)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *