Sally Giovanny Merasakan Keberkahan setelah Bangun Rumah Tahfidz

  • Bagikan

CIREBON (CT) – Untuk menjadikan Indonesia negara maju sekaligus aman dan cinta damai, rakyat beserta pemimpinnya hendaknya hidup berlandaskan ajaran yang terkandung di dalam Alquran. Hal itu menjadi pembahasan dalam diskusi yang bertemakan “Membangun Indonesia dengan Alquran”, di Ballroom Swis Belhotel Cirebon, Sabtu (13/02).

Untuk mewujudkan Indonesia yang berlandaskan Alquran, salah satu langkah yang dilakukan PPPA Daarul Quran adalah dengan mendirikan rumah tahfidz. Menurut Kepala Cabang PPPA Daarul Quran Cirebon, Rochimi Ridwan, mengatakan rumah tahfidz didirikan untuk mencetak para penghafal Alquran serta membangun generasi qurani yang berakhlakul karimah.

Pihaknya menargetkan, tahun 2019 rumah tahfidz dapat hadir di seluruh daerah hingga pelosok-pelosok desa. PPPA Daarul Quran juga akan membangun 100 pesantren di 100 kota di Indonesia.

“Dengan begitu, Indonesia akan dikelilingi para penghafal Alquran,” kata Rochidi Ridwan.

Sementara itu, pengusaha sekaligus pemilik Batik Trusmi, Sally Giovanny, yang menjadi salah satu pembicara dalam acara tersebut menceritakan pengalamannya mendirikan delapan rumah tahfidz.

Berawal kesadaran Sally akan waktunya yang selalu habis disibukan dengan urusan bisnis dan pekerjaan, ia bersama anak-anaknya berkeinginan memiliki waktu untuk dapat rutin membaca dan menghafal Alquran.

Sally lalu bertemu dengan ustad, Yusuf Mansur dan menceritakan pengalamannya tersebut. Jawaban dari sang ustad dirasa cukup mengejutkan dirinya, Ustad Yusuf Mansur menyarankan dirinya untuk membangun rumah tahfidz.

Setelah mendirikan delapan rumah tahfidz sekaligus pada tahun 2014, ternyata efek yang didapat Sally sangat luar biasa. Ia merasa banyak diberikan berbagai kemudahan dan keberkahan.

“Saya juga merasa lebih tenang dalam menjalani hidup, setelah sebelumnya selalu gelisah karena disibukan dengan urusan dunia,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Habib Muhammad bin Yahya menyampaikan, di negara Indonesia yang mayoritas muslim ini ternyata banyak yang masih belum bisa membaca Alquran. Padahal, untuk membangun Indonesia yang maju, kuat, masyarakatnya makmur, aman, cinta damai, rakyat dan pemimpinnya harus bisa membaca dan memahami Alquran.

BACA JUGA:  Humas Setda Kabupaten Kuningan Gelar Ngariung Belanja Aspirasi Rakyat

Dikatakannya, jika pemimpin di Indonesia adalah ahli Alquran, maka Insya Allah tidak ada korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal itu dikarenakan segala sikap dan tindakannya selalu berpedoman kepada Alquran.

Ia menambahkan, gerakan membangun Indonesia dengan Alquran merupakan tantangan besar bagi rakyat Indonesia, khususnya umat Islam.

“Hal itu bisa dilewati asalkan umat Islam bersatu dan saling membantu,” jelasnya. (Haris)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *