Cirebontrust.com – Kasihan, tiap kali turun hujan besar datang, selalu membuat, Suripto (45) warga Desa Setu Kulon, Kecamatan Weru ini trauma. Dia harus merelakan bagian dapur dan kamar mandinya hanyut terbawa arus Sungai Cipager yang ganas jika hujan besar tiba.
Peristiwa hanyutnya kamar mandi serta dapurnya itu sudah pernah terjadi beberapa waktu lalu. Kini, kondisi serupa hampir terjadi lagi.
Bagian rumahnya yang lain yang berdekatan dengan dapur yang dulu hanyut, juga sepertinya terancam turut hanyut. Arus Sungai Cipager memang tidak bisa dikompromi, hal itu yang selalu menjadikan keluarga Suripto pasrah.
“Saya hanya tukang becak, berpenghasilan maksimal tidak lebih dari Rp 30 ribu per hari kalau lagi ramai. Kalau hujan besar datang, saya deg-degan sekaligus pasrah. Kalau mau hanyut, ya hanyut sajalah, yang penting saya dan keluarga selamat,” katanya.
Rumah Suripto memang berada di pojok dan terpisah dengan rumah tetangganya. Rumahnya ini, berada persis di pinggir Sungai Cipager, tanpa ada penghalang apapun.
Ruangan yang hampir hanyut hanya tinggal beberapa sentimeter jaraknya dari bibir sungai.
Saat hujan lebat, Suripto dan keluarga menjauhi ruangan yang hampir hanyut tersebut. Rumah ini ditempatinya sejak 2011.
Sementara itu, Kaur Umum Desa Setu Kulon, Dede Burhanudin mengungkapkan, pihak desa berupaya agar ada bantuan diberikan kepada keluarga Suripto.
“Bantuan terutama untuk pembangunan senderan Sungai Cipager, kita upayakan ke Pemerintah Kabupaten Cirebon,” katanya. (Iskandar)