Rangsangan Seksual Bisa Rusak karena Diabetes?

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Rangsangan seksual pada manusia diatur oleh sistem saraf otonom yang mampu bekerja secara otomatis. Namun, sistem tersebut tidak akan berfungsi ketika saraf dan pembuluh darah mengalami kerusakan.

Menurut para medis, pada pengidap diabetes, kerusakan tersebut semakin besar dialami sebagai risiko komplikasi saat kadar gula darah tak terkontrol. Tingginya kadar gula darah memicu penumpukan plak pada saraf dan pembuluh darah dalam tubuh.

Alhasil, penyumbatan pun terjadi sekaligus membuat organ tubuh mengalami mati rasa. Padahal, fungsi optimal organ seksual hanya bisa dicapai ketika sirkulasi darah berjalan dengan baik.

Baca juga: Banyak Orang Berusia Muda Rentan Menderita Diabetes

Gangguan seksual pada pengiap diabetes dapat dialami oleh pria dan wanita dengan kondisi yang berbeda-beda. Akan tetapi, keduanya sama-sama terancam kehilangan kelenturan otot organ seksual. Kemampuan merasakan rangsangan pembangkit gairah seksual pun ikut hilang.

Pada wanita pengidap diabetes, kadar gula darah meroket membuka peluang infeksi jamur penyebab radang vagina. Selain itu, vagina bisa mengalami kekeringan, terasa gatal seperti terbakar, dan mengeluarkan cairan putih. Aktivitas seksual akan terganggu karena rasa sakit pada organ.

Sementara itu, pria pengidap diabetes akan rawan mengalami disfungsi ereksi, baik tidak mampu melakukan maupun mempertahankan ereksi. Parahnya, diabetes memperbesar kemungkinan impotensi pada seseorang. (Net/CT)

BACA JUGA:  Konsumsilah Gula, Garam, dan Lemak Secukupnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *