Citrust.id – PT Equityworld Futures (EWF) meraih peringkat tiga Pialang Bilateral Teraktif/Terbesar Tahun 2022 secara nasional. Pada tahun 2022, total volume transaksi yang dibukukan seluruh perusahaan pialang berjangka legal di Indonesia sebesar 7.157.888 lot.
Sebelumnya, PT Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange (JFX) dan Kliring Berjangka Indonesia (KBI) telah merilis daftar perusahaan pialang berjangka resmi dengan volume bilateral terbesar/teraktif tahun 2022. PT Equityworld Futures (EWF) berhasil menduduki posisi ketiga.
Pimpinan Cabang PT Equityworld Futures (EWF) Cirebon, Ernest Firman, memaparkan, pada tahun 2022, total volume transaksi bilateral seluruh perusahaan pialang berjangka yang terdaftar di pemerintah sebesar 7.157.888 lot.
“Sekitar 80 persen atau 5.381.214 lot di antaranya adalah perdagangan Locogold atau emas. Sedangkan transaksi atau perdagangan Forex sebesar 743.007 lot dan Index 640.776 lot,” paparnya, Selasa (17/1/2023).
Ernest melanjutkan, pada tahun 2022, EWF Cirebon berhasil membukukan transaksi bilateral sebesar 23.020 lot. Capaian margin atau total investasi nasabah EWF Cirebon pada tahun yang sama sebesar $2.533.962,83 atau lebih dari Rp25 miliar dengan 150 nasabah aktif.
“Adapun target capaian margin EWF Cirebon pada tahun 2023 sebesar $20 juta atau Rp200 miliar dengan total volume transaksi 100 ribu lot. Kami juga menargetkan bisa menggaet 500 nasabah baru,” ujarnya.
Ernest mengatakan, target nilai transaksi/investasi EWF Cirebon untuk tahun 2023 mengalami peningkatan yang cukup signifikan berbanding tahun 2022.
“Untuk itu, kami akan lebih masif mengembangkan peluang bisnis. Bukan hanya di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning), tetapi juga melebar ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur,” tuturnya.
Peningkatan target tahun 2023 juga tidak terlepas dari isu resesi global. Ekonomi global diprediksi akan tergelincir ke jurang resesi pada tahun 2023. Jika fenomena itu benar-benar terjadi, para investor atau pelaku pasar akan mengalihkankan investasinya ke aset yang lebih aman, yakni emas.
“Nilai mata uang akan terpukul oleh resesi, tetapi tidak dengan emas. Emas lebih mampu bertahan dari gempuran resesi maupun inflasi. Tahun ini merupakan masa yang gemilang bagi emas berjangka,” ucap Ernest Firman. (Haris)