Nomor

Oleh DADANG KUSNANDAR*

NOMOR berapa? 215, bu. Antrian di BTPN pagi itu, tanggal muda awal bulan, sangat padat. Ibu-ibu, nenek-nenek, kakek-kakek, anak kecil dan bapak muda tampak memadati visit room. Sebagian lagi ngobrol di halaman parkir sambil merokok dan minum kopi. Anak-anak pun sibuk merengek minta jajan kepada ibunya.

Bagi pensiunan sipil dan militer atau pewarisnya, BTPN jadi sasaran singgah setiap awal bulan. Menunggu panggilan teller bank berjam-jam sepertinya jadi keasikan tersendiri. Ya! Setelah nomor antrean dipanggil, ia akan memperoleh uang pensiun. Besarannya tentu berbeda sesuai dengan jumlah potongan utang masing-masing.

Nomor berapa? 215, bu. Masih cukup lama karena teller baru memanggil nomor 37. Ia kembali ngobrol dengan sesama pengantre. Diseruputnya lagi sisa kopi di gelas yang hampir kosong.

Perkara nomor saat mengambil uang pensiun berbeda dengan penetapan nomor urut bakal calon kepala daerah dalam pilkada. Nomor antrean di BTPN hasilnya menyenangkan. Nomor urut untuk pilkada menghasilkan kerut kening. Pusing lantaran esok lusa harus ada nominal uang milyaran Rupiah untuk memenangkan “pertarungan” Hari H.

Segera setelah penomoran didapat balon kepala daerah, proses pilkada berlanjut (termasuk kampanye) dan di sinilah kepusingan makin menguat. Meski pun KPU telah menetapkan dana kampanye maksimal Rp20 miliar, namun tetap saja ada cost politik yang tak terhindar. Terlebih apabila pilkada berlangsung head to head seperti di Kota Cirebon dan Kabupaten Ciamis.

Usai perolehan nomor urut, tim pemenangan calon kian ribet dan ekstra hati-hati mengeluarkan uang. Takut kena peluit petugas panwaslu kalau ketahuan membagikan uang dan barang di atas nilai Rp25 ribu.

Nomor berapa? 215, bu. Lama sekali ya menunggu panggilan. Padahal ini uang ditunggu anak untuk beli paket data internet, bayar rekening listrik dan PDAM. Setua ibu itu uang di tangan masih pegang peran cukup menentukan. Tak beda dengan uang di tangan tim pemenangan bakal calon kepala daerah pada hari Rabu 27 Juni 2018. Jika salah kalkulasi, maka uang puluhan miliar rupiah akan raib, dan tak kembali. Sedangkan pensiunan yang menunggu berjam-jam di BTPN, tanggal muda bulan depannya akan memperoleh uang lagi.

BACA JUGA:  Jumlah Tenaga Kerja Asing di Ciayumajakuning Meningkat

Berbicara nomor sepadan berbicara angka. Angka selain jadi pelanggan matematika dan berhitung, juga digunakan dalam perjudian. Pertanyaannya, apakah angka pada pilkada 2018 yang sebentar lagi itu akan berperan sebagaimana angka-angka perjudian? Entahlah. Kata Ruth Sahanaya: Mungkin hanya Tuhan yang tahu segalanya. []

*Kolomnis, tinggal di Cirebon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *