Citrust.id – Bagi nenek berusia 72 tahun, Suwati, visi misi Kuningan 2018-2023, yakni Makmur, Agamis dan Pinunjul berbasis Desa (Maju) cuma slogan pemerintah belaka.
Warga Dusun Dua, RT 01 RW 04, Desa Sindang Jawa, Cibingbin, Kuningan, itu tidak merasakan slogan dengan segala penjabarannya yang digaungkan Pemkab Kuningan.
Suwati tinggal di gubuk tak permanen berukuran 6×6 meter. Ia harus merawat 5 cucunya tanpa penghasilan karena faktor usia. Kondisi ekonomi yang sulit ia rasakan sehari-hari.
Kondisi tersebut harus ia jalani semenjak anaknya meninggal dunia. Anaknya yang lain pun merantau ke luar Jawa dan belum ada kabarnya sampai saat ini. Dengan demikian, cucu-cucunya berada dalam asuhannya.
Saat ditemui wartawan, nenek Suwati berjalan lemah menyambut bersama cucunya yang masih kecil. Suwati menuturkan, selama ini, mereka hidup dari sumbangan sekadarnya dari para tetangga.
“Saya pasrah. Selama ini, kami makan dati bantuan para tetangga. Jika tak da bantuan, kami berpuasa,” katanya.
Menurut nenek kelahiran tahun 1947 itu, rumahnya bocor jika hujan. Ia belum pernah dapat bantuan renovasi rumah dari pemerintah.
Salah satu tetangganya, Jaja, menuturkan, selama ini para tetangga bergiliran memberikan bantuan seadanya, seperti pangan, pakaian, dan perbaikan rumah dari kayu bekas warga.
“Pernah suatu ketika, dua atau tiga hari rumah nenek ini gelap. Ketika saya ke sana ternyata pulsa listrik habis. Sangat menyedihkan. Kami bantu semampunya,” ungkap Jaja.
Jaja berharap ada perhatian dari Pemkab Kuningan kepada nenek Suwati dan lima cucunya.
“Cucunya yang sekolah cuma satu. Lainnya tidak sekolah karena kesulitan biaya,” ujar Jaja. (Ipay)