CIREBON (CT) – Sebagai bentuk pelaksanaan dari grand masterplan Cirebon Raya, khususnya dalam bidang fisik-spasial sarana dan prasarana transportasi penunjang, selain Bandara Internasional Jawa Barat, double track kereta api, Bus Rapid Transit (BRT), dan tentunya Tol Cipali, Cirebon kini merancang pelabuhan induk yang menelan investasi 200 triliun lebih.
Hal tersebut dikatakan Kabid Fisik dan Lingkungan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Cirebon, Arif Kurniawan. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa rencana proyek pelabuhan tersebut kini sudah pada tahap rancangan final, menunggu rekomendasi dari Pemerintah Kota dan Kabupaten Cirebon.
Di tempat berbeda, Komisi B DPRD Kota Cirebon bidang Ekonomi dan Pembangunan Watid Sariar mengutarakan keraguannya atas rencana pengembangan pelabuhan tersebut. Pasalnya, lahan di Kota Cirebon terbatas untuk rencana proyek pelabuhan tersebut.
“Pelabuhan itu membutuhkan banyak lahan, sedangkan Cirebon sendiri tidak ada sepersepuluh-nya tanjung perak Surabaya. Sekarang lahanya dari mana untuk memenuhi tempat tinggal saja kita kurang,” ujarnyanya dengan nada bertanya.
Watid Sariar menambahkan, Kota Cirebon dilihat dari jumlah penduduk yang mencapai 396.255 jiwa, yang berasal dari berbagai daerah, menjadikan Cirebon termasuk kota yang memiliki mobilitas dan kepadatan yang tinggi. Oleh karena itu, dirinya menilai proyek Pelabuhan Induk di Kota Cirebon merupakan proyek yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.
“Dengan aktivitas penduduk yang berasal dari berbagai daerah, kita bisa lihat betapa padatnya kota cirebon. Sehingga dengan terbatasnya lahan, proyek pelabuhan jelas tak akan mengakomodir kebutuhan rakyatnya, terlebih soal kebutuhan tempat tinggal,” tuturnya. (Roy)