Keluarga Kasultanan Kanoman Cirebon Gelar Tradisi Rutin Grebeg Agung

  • Bagikan

Cirebontrust.com – Kasultanan Kanoman Cirebon menggelar tradisi Grebeg Agung yang digelar di setiap Hari Raya Iduladha. Tradisi berlangsung di komplek makam Sunan Gunung jati, Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jumat (01/09).

Juru bicara Keraton Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurtina, S.T, M Hum menyampaikan, Grebeg Agung merupakan tradisi yang menjadi prosesi ritual Keraton Kanoman Cirebon, sejak beberapa abad lalu.

Proses ritual yang ditahbiskan dalam bentuk “pengakuan” terhadap silsilah para leluhur, dan “perhelatan” yang berisi doa-doa kepada para raja wafat sebagai pendahulu keraton.

Dalam acara Grebeg Agung ini Gusti Sultan Mohammad Emarudin yang diwakili oleh pangeran Pati Raja Mohammad Qodiran segenap keluarga dan kerabat dekat Keraton akan melakukan salat Iduladha.

Sebelum melakukan salat Iduladha, Gusti Sultan atau diwakilkan oleh pangeran Pati rajah Mohammad Qadiran mengganti baju jubah kebesaran Keraton simbol kemimpinan.

Kemudian menuju Masjid Agung Gunungjati dilanjut ziarah kubur dengan tahlil zikir serta berdoa di makam leluhur dimulai dari makam Kanjeng Sunan Gunungjati.

Berdampingan dengan makam Ibunda Ratu Nyi Mas Rarasantang dan makam para leluhur yang selama ini dikenal tokoh Cirebon seperti Pangeran Cakrabuana kakak Ratu Mas rarasantang Fatahillah menantu Kanjeng Sunan Gunung Jati, Pangeran Pasarean putra Mahkota Sunan Gunung Jati, Pangeran Dipati Cirebon, Pangeran Bratakelana, Pangeran Panjunan, (Syaid Abdurahman) Pangeran Kejaksan (Syaid Abdurrohim)  Nyimas Pakung wati, Putri Ong Tien dan tokoh-tokoh lainnya.

“Tahun 2017 Keraton Kanoman melaksanakan ritual Grebeg Agung pada hari Jumat tanggal 1 September. Prosesi ritual Keraton ini, esensinya melakukan ziarah kubur oleh Sultan Kanoman Gusti Raja Muhammad Emerudin atau yang diwakili pangeran Pati Qodiran yang akan diiringi segenap keluarga walaupun kerabat dekat Keraton silaturahmi bersama masyarakat,” jelas Ratu Arimbi Nurtina.

BACA JUGA:  Ketua Kadin, H. Budi Victoriyadi Daftar Balonbup ke Gerindra

Dikatakannya, Gusti Sultan beserta rombongan berangkat dari pendopo Jinem Kanoman pukul 05.30 WIB dan tiba Astana Gunung Sembung sekitar 06.00 WIB. Selanjutnya, Gusti sultan pangeran Raja Muhammad Qadiran memasuki kori Gapura alun-alun kori Krapyak tersebut.

Merupahkan pintu gerbang dari pintu pintu yang akan dilalui Gusti Sultan beserta segenap keluarga dan kerabat dekat, untuk memasuki pintu ke-8 dan pintu ke-9.

Lawang atau pintu pintu setiap harinya tertutup untuk umum dan khusus hanya bisa dilewati Gusti Sultan dan segenap keluarga.

Pintu itu hanya dibuka ketika Grebeg Syawal, Grebeg Ageng, dan pada saat Gusti Sultan dan atau keluarga berziarah.

Adapun urutan urutannya sebagai berikut dari keduav kori itu sudah bersama rombongan memasuki Lawang penganten, Lawang beling, lawang dalem, Lapas pasujudan, Lawang Pandan dan masuk Lawang gapura bentar, Lawang kaca, Lawang bacem  lalu ke Jinem untuk melakukan tahlil kita berdoa.

“Sultan dan rombongan lalu menuju komplek makam Mbah Kuwu Cirebon dan berdoa di sana, lalu keluar melewati Lawang Bacem  dan berdoa bagi di komplek makam Sultan Kanoman yang pertama,” lanjutnya.

Dari satu turun menuju Lawang kaca komplek makam, Sultan Komarudin turun lagi menuju Lawang gapura dan berdoa komplek makam Sultan Mandurareja, keluar lewat Lawang Pandaan menuju Komplek Kadipaten dan berdoa makam Pangeran Purbaya.

Kemudian terus  dan berdoa lalu menuju ke arah barat melewati lawang Margu dan  berdoa di keluarga besar Kesultanan Kanoman.

Prosesi berikutnya, Gusti Sutan menuju Pesanggrahan Kanoman untuk jeda istirahat dan dipersilakan mencicipi hidangan jamuan makan yang telah disiapkan oleh jenang serta kraman Astana gunung jati.

Sesuai jamuan makan Gusti Sultan dan keluarga secara simbolis melakukan tradisi curak membagikan uang kepada masyarakat yang ada di sekitar Komplek pemakaman.

BACA JUGA:  Konsep Gedung Kebudayaan Perlu Dimatangkan

“Beberapa saat setelah itu rangkaian prosesi ritual ditutup gusti Sultan segenap keluarga serta kerabat dekat Keraton menuju Lawang pesujudan untuk pamit pulang kembali ke Keraton Kanoman,” tandasnya. (Sukirno Raharjo)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *