Hari Ibu: Inilah Kisah Ibu Sumarni, Janda Pemecah Batu Hidupi 5 Anaknya di Rumah Gubuk

  • Bagikan

CIREBON (CT) – Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa… Mungkin penggalan lagu tersebut pantas menggambarkan perjuangan Sumarni (47), sosok ibu asal Blok Karang Dawa Desa Setupatok Kabupaten Cirebon. Ia dengan gigih membesarkan anaknya seorang diri.

Dengan mengandalkan pekerjaannya sebagai pemecah batu kali, Sumarni menghidupi dan memberikan pendidikan layak kepada lima putra-putrinya. Meski hidup serba kekurangan, anak-anak ibu pemecah batu ini pun bangga dan bersyukur melihat perempuan yang perkasa dan selalu membuat mereka tersenyum, meski tanpa belaian kasih sang ayah.

Dengan menggunakan martil ukuran besar dan lingkar karet ban, janda separuh baya itu setiap harinya menjadi pemecah batu. Ibu 5 anak ini memecah batu kali yang didapatnya dari aliran sungai Desa Setupatok. Satu persatu batu berukuran sedang tersebut dipecah hingga berkeping-keping.

Dalam bekerja, Sumarni tidak sendirian. Ia ditemani Anwar anak keempatnya yang masih duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar. Setiap pulang sekolah, Anwar membantu ibunya dengan mengumpulkan batu-batu yang sudah dipecah. Salam sehari, Ssumarni dan Anwar ini mampu mengumpulkan 4 sampai 5 ember batu pecahan yang dijualnya seharga Rp.4000, per ember.

Meski tenaga dan nilai yang diterima tidaklah sebanding, namun Sumarni tetap menjalani pekerjaan yang melelahkan ini untuk menghidupi 5 orang anaknya. “Bapaknya anak-anak sudah lama meninggalkan rumah. Pamit dari rumah untuk bekerja di terminal, tapi nggak tau lama tidak kembali,” kisah Sumarni sembari matanya berka-ckaca.

Meski hidup serba kekurangan, namun anak-anak Sumarni mengaku bangga melihat kegigihan sang ibu dalam memberikan kehidupan dan pendidikan yang layak. Anak-anak Sumarni berharap sang ibu selalu diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menjalani aktifitasnya.

“Saya bangga punya ibu yang bekerja sehari-hari. Seya juga membantu kadang dapat 3 ember sampai 7 ember. Cita-cita saya ingin jadi guru,” kata Anwar putera ketiga Sumarni yang setiap hari membantunya.

BACA JUGA:  Bus PO Haryanto Terbakar di KM 193 Tol Palikanci

Tiga anak sumarni telah merantau ke Ibu Kota, dan kini Ia hanya tingga bertiga dengan Kharul Anwar dan Sarah Azhari di rumah gubuk samping kandang kambing di blok Karang Dawa Desa Setupatok. Hidup pas-pasan membuat Sumarni tetap bersyukur. Tekadnya kuat untuk membesarkan anak-anaknya meraih cita-cita.

Ia pun berharap, kelak anak-anak yang dibesarkannya dengan keringat dan air mata bisa menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara khususnya “wong cilik”. sepertinya. Begitulah potret kehidupan seorang ibu pemecah batu asal kabupaten Cirebon, yang hidup tanpa suami dan berjuang menghidupi anak-anaknya dengan baik. Selamat Hari Ibu…. (CT-105)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *