Hadapi Kekerasan Seksual Anak, Pemkot Cirebon Harus Tunjukan Karakter Kota Wali

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Pemerhati budaya Cirebon, Muhammad Akbar menilai kasus kekerasan seksual anak yang terjadi di Indonesia adalah kesalahan bersama. Artinya, ia meminta para orangtua dan pemerintah untuk sama-sama mengevaluasi segala hal, yang berkaitan dengan melonjaknya angka kekerasan tersebut.

Pria yang kerap disapa Akbar itu menilai, selain peran orangtua sebagai Madrosatul Ula atau sekolah pertama bagi anak, peran pemerintah dalam menciptakan suatu kondisi yang aman bagi anak pun dibutuhkan. Upaya tersebut, jelas Akbar mutlak dilakukan agar angka kekerasan seksual anak tak terus membengkak.

Oleh karenanya, Akbar mendesak Pemkot Cirebon untuk membangkitkan Kota Cirebon sebagai Kota Wali. Ia meminta Pemkot Cirebon mengedepankan nilai-nilai islami dalam pembentukan regulasi kota.

“Misalnya ada regulasi yang menyebutkan, setiap siswi tingkat SD, SMP sampai SMA itu menggunakan hijab lalu setiap Jumat membaca yasin selama 15 menit. Setiap maulid nabi, ada pembacaan sejarah Nabi Muhammad atau pembacaan sejarah Syekh Syarif Hidayatullah di sekolah-sekolah Cirebon. Intinya, ini Kota Wali, dan kota ini harus menunjukan karakter dari julukan itu,” seru Akbar saat dihubungi CT, Selasa (24/05).

Ia pun yakin, penerapan serta implementasi kehidupan yang bersifat islami, akan menjauhkan manusia dari hal buruk, utamanya kasus kekerasan seksual di bawah umur.

“Mudah-mudahan dengan cara seperti itu, ada pengenalan nilai-nilai islam yang luhur. Mudah-mudahan akhlak-akhlak penerus bangsa ini akan baik,” harap Akbar. (Wilda)

BACA JUGA:  Kepergok Curi Ban Satu Pelaku Ambruk Dihajar Massa

Komentar