MAJALENGKA (CT) – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menepis isu pindahnya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka pindah ke Kabupaten Karawang.
“Kita jalani saja yang jelas sisi udara sudah hampir selesai dan sisi darat sudah mulai dibangun dari November 2015,” kata Aher kepada awak media ketika dikonfirmasi isu kepindahan Bandara Internasional ke Karawang saat mengunjungi BIJB di Kertajati Kabupaten Majalengka, Selasa (12/01).
“Yang jelas kunjungan Bapak Presiden yang direncanakan ke BIJB semacam pijit tombol peresmian, sisi udara hampir selesai saja ini sudah lebih dari Groundbreaking,” tukas Aher.
Aher menambahkan BIJB ini merupakan megaproyek nasional dan launching atau groundbreaking seyogyanya dilakukan oleh Presiden.
“Bila nanti dilakukan groundbreaking ini groundbreaking plus atau groundbreaking untuk sisi darat karena untuk sisi udara sudah hampir selesai,” tukas Aher.
Sementara Kadishub Provinsi Jabar Dedi Taufikkurohman menambahkan BIJB merupakan satu-satunya Bandara yang mempunyai aeropolis atau aerocity.
“Nanti akan menjadi yang terbaik di Indonesia mengalahkan Bandara Cengkareng dan lainnya, pesawat jumbo terbesar A380 dan Boeing 747 pun bisa mendarat dan BIJB dirancang untuk itu,” jelasnya.
Sementara menyinggung ada kabar pergantian nama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menegaskan tidak mungkin diganti menjadi Bandara Ahmad Heryawan.
“Soal nama Bandara tidak mungkin diganti menjadi Bandara Ahmad Heryawan atau Bandara Aher, pemberian nama itu biasanya orangnya harus meninggal dulu dan saya belum mau,” ujar Aher setengah bercanda kepada awak media saat mengunjungi BIJB di Kertajati Kabupaten Majalengka, Selasa (12/01).
Terkait rencana kunjungan Presiden Jokowi ke lokasi BIJB Aher mengatakan boleh jadi Presiden Joko Widodo yang akan memberikan nama resmi BIJB.
“Bisa nama pahlawan seperti Soekarno-Hatta atau boleh jadi dua-duanya seperti Bandara Soeta kan dikenal juga sebagai Bandara Cengkareng, BIJB juga bisa disebut Bandara Kertajati yang menunjukan tempat dan satunya lagi nama pahlawan,” tegas Aher.
Aher menambahkan adanya riak-riak kecil dalam progres pembangunan BIJB seperti masalah pembebasan lahan merupakan hal yang wajar.
“Bersyukur warga yang tadinya menolak sudah menerima dan sudah menerima ganti rugi,” tukasnya.
Kadishub Jabar Dedi Taufikkurohman mengatakan di tahun 2016 pembebasan tanah akan terus dilakukan dengan anggaran Rp. 170 milyar dari Pemerintah Pusat.
“Mulai Februari sudah bisa dibayarkan untuk proses pembebasan tanah,” ungkapnya. (Abduh)