CIREBON (CT) – Tingginya inflasi pada bulan puasa telah diprediksi sebelumnya. Prediksi tersebut mengingat tingginya permintaan kebutuhan pokok yang menyebabkan indeks harga konsumen melonjak drastis.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon merilis tingkat inflasi Kota Cirebon pada Juni 2016 sebesar 0,56 persen. Selain karena tingginya permintaan barang, inflasi juga terjadi karena adanya peningkatan harga beberapa kelompok komoditas.
BPS Kota Cirebon mencatat, dari tujuh kelompok pengeluaran, yang mengalami inflasi yaitu kelompok sandang sebesar 1,90 persen. Lalu kelompok bahan makanan sebesar 1,46 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,42 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,36 persen.
Kemudian kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,25 persen, serta kelompok pendidikan sebesar 0,02 persen. Sementara kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen.
“Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga yaitu daging ayam ras, telur ayam ras, semen, dan emas perhiasan. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah bawang merah, tomat sayur, dan cabai hijau,” terang Kepala BPS Kota Cirebon, Imron Budianto.
Seperti diketahui, Inflasi adalah penurunan nilai mata uang yang diakibatkan beberapa faktor. Salah satu yang paling berpengaruh adalah kenaikan harga di pasaran. Kenaikan itu pada akhirnya terakumulasi dengan beberapa faktor makro lainnya dan menghasilkan angka 0,56 persen untuk Kota Cirebon pada interval Juni 2015.
Jumlah tersebut meningkat drastis mengingat pada bulan sebelumnya, atau Mei 2016, Kota Cirebon hanya mengalami 0,27 persen inflasi. (Wilda)
Komentar