Akibat Penghapusan Raskin, Pemerintah Harus Waspada Lonjakan Harga

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Raskin dinilai tidak berkontribusi pada pengurangan kemiskinan. Bahkan, angkanya meningkat meski ada raskin. Terjadi pula penyimpangan-penyimpangan yang seharusnya dibenahi bahkan jika perlu diubah ke sistem yang lebih baik. Meski begitu Raskin tetap memiliki keunggulan yakni berkontribusi pada stabilisasi harga pangan.

Untuk itu, pemerintah diminta waspada terhadap ancaman instabilitas harga ketika berencana menghapus raskin pada 2017. Jangan sampai mengulangi kejadian awal 2015, di mana terjadi isu penggantian raskin dengan e-money, disusul kejadian penyaluran raskin terlambat 2,5 bulan lantas berdampak pada gejolak harga pangan yang meluas.

Dalam survei ditampilkan perbedaan data kebutuhan beras per kapita menurut BPS yakni 87,63 kilogram per tahun, atau 240 gram per hari. Tapi data Kementerian Pertanian berbeda yakni 124 kg per kapita per tahun atau 340 gram per hari.

Menanggapi rencana pemberian Voucher Pangan oleh Pemerintah pada 2017, Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah Syafi’i Latuconsina mengaku bingung akan pelaksanaannya. Sebab, ia khawatir akan terjadi kegagalan dan pemberian bantuan salah sasaran jika tidak didasarkan dengan data-data yang valid. (Net/CT)

BACA JUGA:  Dave Laksono Ajak Masyarakat Implementasikan Empat Pilar Kebangsaan

Komentar