Terpengaruh Isu Kenaikan Harga Rokok, Sejumlah Petani di Majalengka Timbun Tembakau

MAJALENGKA (CT) – Sebagian besar petani tembakau di Kabupaten Majalengka berupaya menahan barangnya untuk tidak dijual ke pasar, dengan harapan harga tembakau akan semakin tinggi seiring dengan rencana pemerintah menaikan harga rokok.

Menurut keterangan para petani tembakau di Desa Babakansari, Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka yang menjadi sentra tembakau di Kabupaten Majalengka, mereka tidak khawatir tembakaunya tidak laku di pasaran dengan naiknya harga rokok. Pasalnya, tembakau dari wilayah Majalengka hampir sebagian besar menyuplai pasar daerah, seperti Tanjungsari, Sumedang, Cianjur, Garut, Bandung dan Tasikmalaya. Tembakau Majalengka hampir seluruhnya untuk bako mole. Sehingga tembakau tidak banyak dipasok ke pabrik rokok, terkecuali rokok industri rumahan.

“Tembakau dari daerah kami ini adalah bako mole, kisruhnya elit di pusat yang membicarakan harga rokok kami berharap malah bisa menaikan harga tembakau atau bako mole di wilayah kami,” ungkap Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Kabupaten Majalengka, Jojo Sutarjo saat dihubungi, Rabu (24/08).

Akibat kisruhnya soal harga rokok yang terjadi, saat ini menurut Jojo, banyak petani yang menahan tembakaunya. Kalaupun ada yang menjual tembakau, hanya sebagian petani saja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hati, itupun tembakau kualitas rendah.

Namun demikian, menurut Jojo, menyikapi rencana kenaikan harga rokok yang akan dilakukan pemerintah, Asosiasi Petani Tembakau di Kabupaten Majalengka masih akan melakukan pertemuan membahas persoalan tersebut. Apakah akan mengambil sikap dengan mengeluarkan rekomendasi untuk disampaikan kepada pemerintah dan DPR, atau membiarkan wacana berkembang dan menunggu keputusan pemerintah.

“Hanya kami berharap bako mole tidak terkena imbas negatif dari kenaikan harga rokok tersebut, tapi malah sebaliknya, bisa menyejaterahkan petani tembakau di Majalengka, karena ada sejumlah desa di Kecamatan Bantarujeg dan Lemahsugih serta Malausma yang menggantungkan hidupnya dari bertani tembakau,” ujar Jojo yang juga mantan Kuwu Desa Babakansari, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka ini. (Abduh)

BACA JUGA:  Pemkot Cirebon Apresiasi Terobosan Perumda Farmasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *