Ilustrasi
CIREBON (CT) – Biasanya, ketika musim hujan nyamuk berkembangbiak lebih cepat dari biasanya. Tidak jarang banyak orang yang terkena penyakit demam berdarah dan berakhir merenggut nyawa. Untuk menghindari itu, tindakan pengasapan atau fogging menjadi andalan untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti penyebar virus demam berdarah dengue. Sayangnya cara ini sering tidak efektif. Setelah fogging dilakukan seringkali masih bermunculan kasus demam berdarah dengue (DBD) baru.
Ketidak efektifan fogging disebabkan oleh dosis yang dimasukkan ke dalam mesin fogging harus tepat. Hasil pembakaran insektisida seperti malathion dan solar akan mengeluarkan asap yang seharusnya membuat nyamuk mati jika dosisnya tepat. Jika tidak, nyamuk hanya pingsan kemudian hidup kembali. Kemudian perlu juga diperhatikan kulitas alat yang akan digunakan. Petugas yang mengunakan mesin fogging sebaiknya mengecek terlebih dahulu lubang alat pemercik atau nozzle. Jika mesin fogging sudah terlalu lama dan nozzle tidak diganti, maka asap yang dikeluarkan tidak optimal.
Fogging masih bisa digunakan jika penyemprotan dilakukan saat nyamuk-nyamuk tersebut sedang istirahat, misalnya pagi atau siang hari. Budi menjelaskan, nyamuk Aedes Aegypti aktif pada pukul 08.00-11.00 dan sekitar pukul 14.00-17.00. Jika fogging dilakukan saat jam aktif, maka nyamuk akan bergerak lebih gesit untuk menghindar. (Net/CT)