KTNA Indramayu Pesimis Bisa Capai Target Produksi Padi

INDRAMAYU (CT) – Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang mengaku pesimis atas target produksi padi sebesar 1,8 juta ton dapat tercapai pada tahun 2016.

“Dengan target sebesar itu, saya pesimis itu bisa tercapai kalau kondisi air minim, baik dari hujan maupun irigasi,” kata Sutatang.

Sutatang menjelaskan, saat ini baru sekitar 27.000 hektare yang sudah tanam dari luas baku kabupaten Indramayu seluas 116.000 hektare. Menurut dia, musim tanam rendeng normalnya telah selesai akhir Desember. Sementara saat ini ditargetkan selesai akhir Februari, bahkan mungkin sampai awal Maret baru tanam seluruhnya.

“Kami sangat mengkhawatirkan capaian produksi tahun 2016 akan terpenuhi. Pertimbangannya, jika bulan Februari baru selesai tanam, berarti baru tanam lagi bulan enam untuk musim gadu,” ucapnya kepada CT, Minggu (24/01).

Sementara pada tanggal 15-16 September 2016 ini, kata Sutatang, sudah jadwal pengeringan Bendung Rentang yang menjadi sumber pengairan. Jika demikian, dia khawatir ketika musim gadu tidak bisa panen atau gagal panen karena tak ada air.

Walaupun jatigede menjadi tumpuan harapan petani, dia menilai tetap saja alirannya terbatas hanya sampai bendung tanggul 9 dari 21 BT di wilayah barat Indramayu. Menurut dia, hanya beberapa kecamatan saja yang bisa terjangkau karena berada di hulu.

“Tapi, di daerah yang endemik banjir sama sekali belum ada tanaman, seperti Arahan, Cantigi, Balongan, Losarang, Kandanghaur, persemaian juga baru sedikit,” katanya.

Oleh karena itu, Sutatang menyebutkan target 1,8 juta ton tidak mungkin tercapai. Menurut dia, target tahun lalu saja sebesar 1,7 juta ton yang tercapai hanya 1,3 juta ton, apalagi target dinaikkan.

“Tahun lalu saja tidak tercapai, apalagi ada kenaikan. Akan berat tercapai karena beban akan bertumpu pada musim gadu,” ujarnya.

Dia memandang, sebagus apa pun teknologi dan program pertanian tidak akan berhasil jika tidak ada air. “Yang terpenting bagi petani adalah keberadaan air yang berkelanjutan,” tuturnya.

Terpisah, Anggota Komisi B DPRD Kabupeten Indramayu, Ruswa mengaku khawatir juga mendengar tingginya target produksi padi tahun ini. “Harapan nasional tinggi, tapi khawatir melesetnya jauh,” ucapnya.

Menurut dia, Distanak memang berharap sawah di lahan Perhutani seluas 10.000 hektare dapat mendongkrak produksi. Namun, pihaknya belum mengetahui sejauh mana hasil produksi dari tanah Perhutani itu karena karakternya sawah tadah hujan.

Ruswa pun meminta Distanak melakukan rekalkulasi dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti ketersediaan air dan perubahan musim yang tidak menentu. Dengan demikian, apabila target produksi tidak tercapai, prediksinya meleset tidak terlalu jauh. (Dwi Ayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *