Musim Kemarau, Petani Padi Beralih Budi Daya Mentimun

Citrust.id – Kemarau membuat petani padi mencari alternatif lain untuk tetap menyambung hidup. Salah satunya dengan menanam mentimun. Selain waktunya yang relatif singkat, hasilnya cukup menggiurkan.

“Masa panen timun hanya perlu waktu satu setengah bulan, berbeda dengan padi yang harus menunggu tiga sampai empat bulan,” ujar Aziz, petani asal Indramayu, Selasa (4/9/2018). Ia melakukan hal ini sejak 2007 bermodalkan tanah sewaan yang terletak di kawasan Watu Belah Cirebon. Untuk jenis timun yang dipilih adalah timun hibrida, karena dirasa hasilnya cukup memuaskan.

Cukup dengan lahan setengah hektare, hasil yang didapat melebihi hasil panen padi. Hal ini dikarenakan mentimun bisa mencapai 25 kali petik dalam satu masa panen. Satu hari petik bisa mencapai 1 ton.

“Harga timun dipasaran memang tidak tentu, tapi jika dihitung minimalnya saja Rp2000 perkilo dikali 25 petik, Rp50 juta udah di tangan,” lanjut Aziz.

Cara memelihara varietas yang satu ini memang cukup sulit. Setiap pohon timun harus dibuat merambat dan mencegah patah jika terkena angin. Selain itu, angin kencang termasuk penghambat pertumbuhan buah, jika tidak sigap akan menyebabkan kecacatan dan cepat busuk.

Pemberian pupuk dan penyemprotan Pestisida secara berkala dilakukan secara intensif guna hasil panen yang diharapkan sesuai target. Pria paruh baya itu menambahkan, bahwa semua pasti ada kendala, namun jika ditekuni dengan sabar semuanya akan sesuai harapan dan jauh dari kata kecewa./heryadi

BACA JUGA:  Memasuki Musim Kemarau Produksi Keripik Tike di Indramayu Meningkat

Komentar