INDRAMAYU (CT) – Chief Humas Seismik Pertamina EP, Salahudin Achmad menjelaskan vibroseis atau vibrator seismik tersebut, digunakan untuk menjadi sumber getar yang diperlukan dalam rangka survei seismik di wilayah perkotaan.
“Getaran tersebut kemudian menjadi gelombang yang direkam dan pada akhirnya menggambarkan struktur bawah permukaan bumi. Bahkan dia menjamin getaran Vibroseis tidak mengganggu rumah penduduk di sekitarnya,” katanya saat melakukan sosialisasi Survei Seismik 3D Akasia Besar di kantor kecamatan Indramayu.
Masih dikatakannya, tujuan dilaksanakan Seismik 3D Akasia Besar adalah untuk memperoleh data struktur lapisan bawah permukaan bumi dengan metode geofisika. Kemudian data seismik itu diperlukan untuk kegiatan eksplorasi selanjutnya, hingga nantinya dapat menambah jumlah cadangan migas khsusunya dari wilayah Jawa Barat.
“Pekerjaan yang menggunakan teknologi canggih ini dilakukan dengan cara membuat getaran dari suatu sumber getar, getaran tersebut, katanya, direkam. Kemudian getaran akan merambat ke segala arah di bawah permukaan bumi sebagai gelombang. Lalu gelombang yang mengenai lapisan-lapisan batuan akan mengalami pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Respon bantuan terhadap gelombang yang datang akan berbeda-beda tergantung sifat fisik batuan yang meliputi densitas, porositas, umur batuan,” terangnya, Sabtu (16/01).
Dia menerangkan gelombang yang dipantulkan akan ditangkap oleh alat yang bernama geophone, yang diletakkan di atas permukaan tanah dan diteruskan ke instrumen untuk direkam. Dari rekaman itu akan diketahui suatu penampang seismik atau gambaran mengenai struktur lapisan bawah permukaan bumi,” ucapnya.
Sementara itu, Lurah Margadadi, Kecamatan Indramayu, Suwandi mengaku, pihaknya tidak keberatan dengan kegiatan seismik. Meski sosialisasi yang diikuti bersama rekan Lurah dan kuwu lainnya baru dilakukannya. “Selama kegiatan itu untuk kesejahteraan rakyat, kami mendukung program seismik ini. Kalau untuk kemakmuran rakyat kenapa tidak saya dukung,” katanya.
Hal senada dikatakan oleh Camat Indramayu, Sugeng Heryanto, mengaku pihaknya siap memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa kegiatan seismik itu tidak identik dengan menggunakan bahan peledak. Sosialisasi ini merupakan upaya untuk mengeliminasi jika terjadi dampak. Termasuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, jika program pemerintah ini tidak membahayakan.
“Semula kami menyangka jika kegiatan siesmik itu menggunakan bahan peledak. Namun setelah mengikuti sosialisasi ternyata sangat sedikit resikonya,” tuturnya. (Dwi Ayu)