Meski Gagal Ginjal, Peserta JKN Ini Tetap Semangat Jalani Hidup

  • Bagikan
Meski Gagal Ginjal, Peserta JKN Ini Tetap Semangat Jalani Hidup
Peserta Program JKN,.Dewi Rochmaniyah, warga Kelurahan Karangmalang, Indramayu. (Foto: Ist.)

Citrust.id – Meski mengalami gagal ginjal, peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yakni Dewi Rochmaniyah, warga Kelurahan Karangmalang, Indramayu, tetap semangat menjalani hidup. Ia mengalami gagal ginjal sejak sembilan tahun yang lalu. Sejak saat itu, ia rutin menjalani cuci darah atau hemodialisis.

“Sebelum saya sakit gagal ginjal, saya mengalami preeklamsia dan harus mengkonsumsi obat hipertensi. Saya merasa kondisi kesehatan saya menurun pada tahun 2014. Saya mengalami sesak napas berat. Setelah berobat, dokter merekomendasikan untuk cuci darah,” ungkap Dewi, Senin (17/4/2023).

Dewi sendiri merupakan peserta JKN segmen Peserta Pekerja Penerima Upah (PPU). Ia terdaftar sebagai peserta JKN tanggungan suaminya, yang saat ini bekerja sebagai pegawai swasta di salah satu perusahaan di Kabupaten Indramayu.

Dewi pun memberikan sedikit tips semangat untuk pejuang hemodialisis lainnya, agar tetap bisa menjalani rutinitas dengan baik.

Walaupun sakit, ia tetap berusaha untuk tetap semangat mengerjakan rutinitas harian dengan tetap membatasi aktivitasnya. Selain kegiatan rumah tangga, Dewi juga memiliki aktivitas mengelola payment point online bank di rumah.

“Jika saya merasa sudah lelah, tubuh akan terasa lemas. Mulai saat itu, saya akan beristirahat dan tidak memaksakan kegiatan saya. Jika besok jadwal saya untuk menjalani hemodialisis, sebelumnya saya akan istirahat total. Proses terapi memerlukan waktu yang lumayan lama,” ucap Dewi.

Ia mengucapkan terima kasih kepada Program JKN, karena BPJS Kesehatan menanggung penuh semua pelayanan kesehatannya. Dewi merasa sangat terbantu dengan adanya kemudahan dari BPJS Kesehatan untuk Program JKN pada penyakit kronis.

Apalagi terapi hemodialisis adalah tindakan medis rutin yang harus Dewi jalani, sehingga penerbitan rujukan tidak perlu berulang ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Jika masa rujukannya habis, dapat melakukan perpanjangan di rumah sakit.

BACA JUGA:  Program JKN Tanggung Biaya Pengobatan Thalasemia Rifki

“Untuk sahabat pasien hemodialisis lainnya, tetap semangat menjalani segala terapi ataupun kegiatan rutin kita. Saya sudah menjalani terapi hemodialisis selama sembilan tahun. Kita harus tetap semangat, nikmati batasi imbangi setiap asupan makanan untuk kita tetap survive. Gagal ginjal bukan berarti gagal hidup,” ucap Dewi.

Sementara itu, dokter di rumah sakit tempat Dewi menjalani terapi hemodialisis, dr. Djohary Tony menjelaskan, cuci darah adalah salah satu proses terapi pengganti fungsi ginjal.

Pasien hemodialisis biasanya mengalami ginjal yang sudah rusak, sehingga tidak berfungsi untuk dapat bisa menjalankan kehidupan dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan sehat. Terapi tersebut untuk menggantikan fungsi ginjal.

“Proses hemodialisis tergantung dengan kebutuhan pasien. Untuk kasus pada ibu Dewi, terapi hemodialisis seminggu dua kali. Darah pasien yang sudah banyak mengandung racun akan ditarik atau keluarkan melalui mesin. Darah yang sudah bersih dan bagus dimasukkan kembali ke dalam tubuh. Proses terapi ini berulang dengan durasi kurang lebih lima jam,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan, penyebab gagal ginjal adalah kerusakan fungsi ginjal yang merupakan akibat dari berbagai hal. Antara lain, gaya hidup yang kurang sehat, diabetes ataupun kencing manis, hipertensi, batu ginjal maupun infeksi yang tidak tertangani dengan baik.

“Itulah sebabnya. jauh lebih penting mencegah penyakit dengan menjaga gaya hidup sehat,” pungkasnya. (Haris)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *