Citrust.id – Tiga seminar nasional dan 13 workshop, gala dinner, dan city tour yang menjadi rangkaian utama agenda tahunan Festival TIK Indonesia 2022 sukses digelar.
Selain menjadi ajang silaturahmi dan inagurasi, Festival TIK 2022 juga sukses digelar menjadi pesta edukasi literasi digital melalui seminar nasional. Ada pula belasan workshop yang diikuti tiga ribu peserta yang hadir secara langsung di Gedung Kuliah Terpadu, Politeknik Negeri Pontianak, Kalimantan Barat.
Tujuh Relawan TIK Indonesia yang merupakan Pandu Digital Badge Merah secara simbolis mendapat penyematan badge biru. Merek adalah Aries Saefullah (Jabar), Mey Santi (Jatim), Alldo F Mooy (Papua), Roy Pranoto (Lampung), Ary Sandy (Riau), dan Enny Teidha Rahmina (Kalsel).
Tak hanya itu, dua tokoh literasi figital dari ICT Watch, Donny BU dan Indriyatno Banyumurti, juga dapat penobatan sebagai badge hitam. Dengan demikian, Festival TIK menjadi momen bertambahnya badge hitam di Indonesia menjadi empat.
Wali Kota Pontianak, Ir. H. Edi Rusdi Kamtono, membuka Festival TIK dan Sultan Melvin Alkadrie menyambut. Kegiatan itu menghadirkan sejumlah apresiasi dari Kementrian Kominfo atas peran serta dukungannya terhadap program literasi digital untuk Indonesia Makin Cakap Digital tahun 2022.
Tak sampai di situ, pada malam hari ada gala dinner yang menghadirkan berbagai penghargaan yang menginspirasi banyak pihak. Transformasi Digital Pemerintah Desa Terbaik mengawali pembukaan RTIK Awards dan mengumumkan tujuh desa terbaik
Ketujuh desa itu, yakni Pemerintah Desa Kalikoa, Kec. Kedawung, Kab. Cirebon, Jawa Barat (Implementasi Layanan Mandiri OpenSID dan Tapping E KTP). Pemerintah Desa Wates, Kec. Wates, Kab. Blitar, Jawa Timur (Implementasi IoT dan Smart Farming)
Pemerintah Desa Tibuneneng, Kec. Kuta Utara, Kab, Badung, Bali (Pemerataan Akses Internet melalui Sekolah Internet Komunitas). Pemerintah Desa Laliko, Kec. Campalagian, Kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Pemerataan Akses Internet melalui Sekolah Internet Komunitas)
Pemerintah Desa Kertayasa, Kec. Sindangagung, Kab. Kuningan, Jawa Barat (Desa Edukasi dan Sistem Informasi Mandiri). Desa Kutolamo, Kec. Kampar Kiri Hulu, Kab. Kampar, Riau (Desa Literasi Digital)
Ada pula Desa Tae, Kec. Balai, Kab, Sanggau, Kalimantan Barat (Pemerataan Akses Internet melalui Sekolah Internet Komunitas)
Berikutnya adalah Kategori Pengelola Organisasi terbaik yang diraih RTIK Majalengka, Jawa Barat, RTIK Bojonegoro, Jawa Timur, RTIK Kota Cirebon, dan RTIK Papua.
RTIK Jember, RTIK Indramayu, RTIK Aceh, dan RTIK Bali meraih penghargaan kategori Komunikasi Publik Digital.
Kategori Program Inovatif Terbaik disabet oleh Program Internet Sambung Desa dan Digitalisasi Pertanian (RTIK Kab Blitar), Transformasi Desa Digital berbasis SDM Unggul (RTIK Kab Cirebon), Jawara Digital (RTIK Jawa Barat), dan Liga Kampus Festival Jurnalis Pelajar (RTIK Papua).
Selanjutnya kategori Pandu Digital Relawan TIK terbaik yang jatuh kepada Muhammad Mubarok Hasanudin, Mei Santi, Moh Ismanu Roziqi, dan Didno.
Untuk Kategori Produk Inovatif terbaik cukup membuat takjub seluruh peserta lantaran produk tersebut merupakan karya dan inisiasi yang memberi solusi. Antara lain, E-Posyandu (Sistem Informasi Mitigasi Stunting) dari RTIK Jember, E Jenius Aplikasi Pendidikan dari RTIK Sumatera Selatan.
Selanjutnya Class Chatting Aplikasi Pembelajaran Tanpa Kuota dari RTIK Magetan dan Sistem Manajemen Keanggotaan (SMART RTIK) oleh RTIK Aceh. (CT)