Citrust.id – Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon telah melakukan berbagai upaya penanggulangan dampak perubahan iklim. Hal itu dikatakan Wali Kota Cirebon, Drs. H. Nashrudin Azis, S.H., saat menerima Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Republik Indonesia (RI) di ruang Kanigaran, Balai Kota Cirebon, Rabu (24/11).
Dikatakan Wali Kota, kunjungan Dewan Ketahanan Nasional yang dipimpin Mayjen TNI Hatta itu merupakan berkah. Pemda Kota Cirebon mendapat banyak masukan untuk penanggulangan perubahan iklim. Permasalahan yang terjadi di Kota Cirebon bisa didengar langsung, sehingga bisa langsung disampaikan kepada pemerintah pusat.
“Sudah banyak yang dilakukan Pemda Kota Cirebon dalam bidang lingkungan hidup. Mulai dari sampah hingga perubahan iklim. Saat ini, penerimaan hibah pengolahan sampah dari pemerintah Jerman juga tengah berproses,” ujar Azis.
Sementara itu, Mayjen TNI Moh Hatta Usmar Rukka, Deputi Bidang sistem Nasional Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), menjelaskan, kunjungan kerja mereka menyisir tiga daerah di Pantura. Masing-masing Kota Cirebon, Pekalongan dan Demak. Tujuannya untuk mendapatkan data dan fakta di lapangan. Data tersebut akan dibahas dalam sidang untuk merancang strategi nasional.
“Fenomena lingkungan hidup saat ini luar biasa. Bahkan, bisa menjadi ancaman faktual terhadap keamanan nasional. Jika tidak segera ditanggulangi, maka berdampak pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, kami turun langsung ke lapangan selama dua hari. Hal ini untuk membuktikan kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat,” tuturnya.
Adapun upaya terkait pengendalian dampak perubahan iklim dan sampah yang dilakukan di Kota Cirebon di antaranya, program kampung iklim (proklim) yang sudah dilakukan di 14 RW. Proklim itu juga sudah diarahkan ke semua RW di Kota Cirebon. Melalui program dari Kementerian Lingkungan Hidup itu, RW 08 Merbabu Asih, Kelurahan Larangan, menjadi satu-satunya daerah yang mendapatkan thropi proklim lestari pada tahun 2018.
Untuk program pelayanan persampahan dan kebersihan, Kota Cirebon memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopiluhur dengan luas 4,2 hektar, tempat pembuangan sampah sementara yang aktif sebanyak 17 unit serta TPS mobile dua unit. Untuk mengurangi volume sampah langsung dari sumbernya, Kota Cirebon sudah memiliki 25 unit bank sampah serta pusat daur ulang di Dukuh Semar dengan kapasitas lima ton perhari.
Sedangkan untuk aksi adaptasi perubahan iklim penanganan longsor dan banjir, telah dibuatkan lubang biopori sebanyak 310 titik dan sumur resapan di 27 titik. Penampungan Air Hujan (PAH) juga telah dibuat beberapa warga lengkap dengan sumur penampungnya. Di kawasan pesisir telah dilakukan penanaman mangrove hingga memisahkan sampah organik dan nonorganik di kawasan tersebut. (Haris)