Citrust.id – Sebagai upaya memberikan pelayanan terbaik kepada Peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), BPJS Kesehatan Cabang Cirebon adakan pertemuan evaluasi pelaksaan sistem antrean elektronik Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di wilayah Kabupaten Cirebon, Senin (20/4). Pertemuan evaluasi itu diadakan secara tatap muka dan bertahap selama dua hari dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan Covid-19.
Dalam pertemuan tersebut, PPS. Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer BPJS Kesehatan Cabang Cirebon, Rika Purnama, menjelaskan tujuan dikembangkannya sistem antrean ialah untuk memberikan kenyamanan bagi peserta yang akan memperoleh layanan di fasilitas kesehatan. Adanya antrean elektronik dapat memberikan informasi waktu tunggu yang lebih pasti kepada peserta, sehingga dapat mengurangi penumpukan peserta di ruang tunggu fasilitas kesehatan. Oleh karenanya, Rika berharap implementasi antrean elektronik dapat berjalan secara optimal di setiap FKTP.
“Sampai dengan April 2021, BPJS Kesehatan Cabang Cirebon telah bekerja sama dengan 418 FKTP. Kami berharap, sistem antrean elektronik di FKTP dapat diimplementasikan dengan baik, sebab akan banyak sekali manfaat yang diperoleh dari adanya antrean elektronik ini,” ungkap Rika Purnama.
Selain evaluasi, dalam pertemuan tersebut juga dilakukan best practice sharing oleh oleh Rika Gandhini dari Klinik Cahaya Keluarga yang telah mengintegrasikan sistem antrean elektronik dengan Aplikasi Mobile JKN. Menurutnya, selama implementasi antrean, banyak sekali manfaat yang diperoleh, terutama pada saat pendaftaran peserta yang otomatis terkoneksi ke aplikasi Pcare, sehingga mengurangi antrean peserta. Dapat juga digunakan selain untuk Peserta JKN.
“Antrean di fasilitas kesehatan lebih tertib. Sistem antrean elektronik juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan monitoring serta evaluasi kami dalam memberikan pelayanan,” ucap Rika Gandhini.
Senada dengan Rika, salah seorang peserta kegiatan evaluasi, Tri Maya, menyampaikan ucapan terima kasih atas pertemuan yang dilakukan. Menurutnya, pertemuan itu dapat dijadikan sarana untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan pelayanan terbaik terhadap peserta.
“Kami harap, dalam implementasi antrean elektronik ini tidak ada kendala yang berarti, sehingga semakin banyak peserta dapat terbantu dengan diterapkannya antrean elektronik,” ujar Tri. (Haris)