Hotel Zaman Belanda di Kabupaten Lombok Barat NTB Akan Kembali Dioperasikan

Citrust.id – Hotel Suranadi yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda tahun 1940 yang berada di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berada di kawasan hutan lindung Taman Wisata Suranadi akan kembali dioperasikan oleh Pemerintahan Setempat.

“Hotel Suranadi yang dibangun sejak zaman penjajah akan dioperasikan kembali, karena hal ini akan dijadikan sebagai magnet untuk kedatangan wisatawan ke NTB. Oleh karenanya saya minta agar kemudian dipersiapkan untuk perbaikannya terutama di fisik dan pengembangan kembali dilakukan karena kondisinya sangat memprihatinkan,” Ujar Pejabat Sementara (PJS) Bupati Lombok Barat, H. Lalu Saswadi (04/04/2018) diwartakan CNN Indonesia.

Lanjutnya lagi, bahwa pelaksanaan ini bisa dilakukan oleh pemerintahan daerah atau pihak ketiga, sementara itu dikembalikannya Hotel suranadi ini bukan hanya mengejar bisnisnya saja akan tetapi lebih dari itu, yaitu meningkatkan pendapatan asli daerah. Juga bisa menjadi tempat datangnya para wisatawan dikarenakan di Taman Wisata Suranadi tersebut banyak yang bisa dijadikan objek wisata selain ada pura, kolam air alami, serta ada aneka satwa yang langka.

sebelumnya diketahui Taman Wisata Alam Suranadi ditetapkan berdasarkan SK Mentan No. 646/Kpts/Um/10/76 tanggal 15 Oktober 1976 dengan luas 52 Ha dan terletak di Desa Suranadi, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Taman Wisata Alam Suranadi merupakan hutan alam yang relatif utuh di tengah jepitan perkembangan masyarakat sekitarnya. Hutan yang memiliki luasan relatif kecil seluas -/+ 55 Ha ini terkait erat dengan perkembangan agama dan budaya masyarakat Lombok, karenanya di waktu – waktu tertentu di bagian wilayah hutan ini kerap dilaksananak upacara – upacara keagamaan.

Potensi alamnya yang relatif terjaga, menjadikan hutan TWA Suranadi kaya akan aneka ragam tumbuhan mau pun satwa. Beberapa pohon tinggi dan diameter besar dengan fenomena simbiosis yang menarik akan banyak anda jumpai di banyak tempat di TWA Suranadi. Kanopi hutan yang relatif rapat menjadikan lantai hutan lembab dan ditumbuhi aneka macam tanaman bawah. Kondisi ekosistem demikian memicu melimpahnya serangga, kadal-kadal kebun dan aneka macam burung. Sementara pepohonan besar dengan percabangan yang banyak dan melimpahnya sumber makanan menjadikan pilihan kera abu-abu bermukim. Perakaran pohon yang besar dan berserabut memicu kemampuan menahan air yang masuk di kawasan tersebut, sehingga di TWA Suranadi akan dijumpai banyak mata air yang sanggup memasok kebutuhan air bagi masyarakat sekitarnya. Potensi ekologis sedemikian rupa ini menjadikan Suranadi ditujukan sebagai kawasan hutan/wisata pendidikan yang dapat dipadukan dengan aktifitas Camping maupun wild watching . /sw

BACA JUGA:  Suket Akan Banyak Keluar Gantikan e-KTP di Pilkada Serentak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *