Majalengkatrust.com – Majalengka merupakan salah satu Kabupaten yang rawan bencana alam di Jawa Barat. Saat ini Majalengka berada di urutan ke 7 rawan bencana dari 26 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat. Bencana alam yang terjadi di Majalengka berupa tanah longsor, abrasi sungai, pergerakan tanah, puting beliung dan banjir.
Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Majalengka Piping Maarif dalam acara HTI On Air Samudra Cahaya Illahi tadi sore (08/04) di sebuah radio swasta di Majalengka.
Dirinya menjelaskan wilayah Majalengka juga dilewati oleh sesar baribis yang merupakan daerah rawan terjadinya gempa bumi. Saat ini juga terjadi pergerakan tanah di Desa Cisalak Kecamatan Lemahsugih.
“Penyebab terjadinya bencana alam di wilayah Majalengka ada beberapa faktor misalnya ada faktor alam dan faktor manusia. Untuk bencana alam pergerakan tanah di Desa Cisalak pihak BPBD sudah berkoordinasi dengan pihak Geologi dari UNPAD, koordinasi dengan masyarakat/pemerintah serta mengirim bantuan logistik kepada warga” ungkap Piping.
Piping juga menerangkan di lokasi Desa Cisalak sudah diterjunkan anggota Satgas BPBD Majalengka untuk membantu warga disana serta berjaga-jaga. Masyarakat diarahkan untuk tetap waspada, membuat jalur evakuasi, titik kumpul dan membuat posko bencana alam.
“Dalam penanggulangan bencana alam diperlukan koordinasi dari semua pihak (Pemangku kebijakan, Pemerintah, Desa, Swasta dan masyarakat). Kita semua harus bisa menjaga kelestarian alam karena salah satu penyebab terjadinya bencana alam adalah alam yang sudah rusak” ujar dia.
Prakirawan BMKG Kantor Jatiwangi Ahmad Faiziin menerangkan saat ini wilayah Majalengka intensitas hujannya lumayan tinggi apalagi untuk daerah Majalengka selatan. Hal tersebut disebabkan adanya anomali Cuaca (Lanina) serta topografi wilayah selatan Majalengka yang pegunungan.
“Salah satu penyebab perubahan iklim diakibatkan oleh pemanasan global. Banyak daerah/tempat yang dialih fungsikan lahannya (dari hutan ke pertanian, pertanian ke permukiman/pabrik). Sinar matahari tidak diserap oleh bumi (pepohonan) akhirnya sinar matahari memantul lagi ke langit sehingga dapat mempengaruhi Iklim” ungkapnya.
Dirinya menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati, karena saat ini sedang pergantian musim, dari musim hujan ke musim kemarau sehingga cuaca dapat berubah dengan cepat. Dapat terjadi angin puiting beliung sambaran petir dan curah hujan yang tinggi.
“Sebentar lagi kita akan memasuki ke Musim kemaru sehingga perlu disiapkan untuk pengelolaan airnya sehingga tidak terjadi kekeringan atau juga kebakaran hutan. Diprediksikan musim kemarau akan terjadi pada bulan Mei-September 2017” tutur dia.
Sementara itu Aktivis Majalengka Agung Wisnu Wardhana menjelaskan, faktor penyebab Bencana Alam saat ini salah satunya disebabkan oleh tangan manusia. Ada perubahan lahan yang seharusnya untuk konservasi (resapan air) malah berubah menjadi tempat ekonomi (pertanian, ditebang pohonnya, tambang seperti galian C. (Abduh)