67 Persen Ekonomi Indramayu Jatuh, Kinerja Pemkab Dinilai Lambat

INDRAMAYU (CT) – Jatuhnya perekonomian Indramayu akibat beroperasinya tol Cipali dinilai oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Indramayu diakibatkan lambatnya kinerja Pemerintah Kabupaten Indramayu.

“Seharusnya Pemkab Indramayu lebih sigap dan menyiapkan skema ini jauh-jauh hari,” kata Anggota Komisi B DPRD Indramayu, Azun Mauzun kepada CT, Sabtu (02/01).

Azun mengungkapkan Indramayu merupakan Kabupaten tertinggal dari Kabupaten lain, yang juga banyak terkena dampak beroperasinya tol Cipali.

“Indramayu adalah satu-satunya Kabupaten yang tidak bisa menyerap warganya untuk bekerja, ini dikarenakan bobroknya birokrasi sehingga investor tidak ada yang mau masuk ke Indramayu,” ujar Azun.

Dia menilai hal ini adalah catatan terburuk dalam perekonomian Indramayu, ditambah banyaknya lahan pertanian yang terkena puso dan UKM turun. “Sistemnya harus dibenahi agar investor bisa masuk di Indramayu, jangan kalah dengan Kabupaten lain yang tidak memiliki SDA seperti Indramayu, namun pertumbuhan perekonomiannya sangat cepat,” terangnya.

Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Indramayu lainnya, Ruswa menuturkan Pemerintah Kabupaten Indramayu harus mencari terobosan untuk mengatasi masalah tersebut.

“Misalnya, dengan cara melobi ke Pemerintah pusat dan pihak pengelola tol Cipali, agar Pemkab Indramayu mempunyai hak pengelolaan salah satu atau lebih dari rest area, kemudian nanti bisa ditawarkan kepada masyarakat Indramayu untuk mengelolanya,” paparnya.

Selain itu, dia menambahkan hal lainnya seperti bisa mengupayakan agar dibuka akses tol dari Cipali ke jalan pantura, pasalnya sejauh ini pintu tol Cipali ke Indramayu yakni pintu Cikedung dirasakan terlalu jauh ke jalur pantura.

“Dan perekonomian yang jatuh itu memang masalah yang tidak bisa dihindari sebagai konsekuensi beroperasinya tol Cipali. Oleh karenanya kami mendorong pihak eksekutif agar proaktif mencari terobosan untuk mengatasi dampak tersebut,” imbuhnya.

Seperti diberitakan CT sebelumnya, Direktur PT. Optima Solusi selaku team leader survei dampak Cipali Budi mengatakan tol sepanjang 167 KM tersebut hanya menambah angka pengangguran, kredit macet, atau non performing loans (NPL) hingga jatuhnya perekonomian Ciayumajakuning.

“Yang terparah di Indramayu, hampir 67 persen perekonomiannya jatuh. Tak adanya kendaraan yang melintasi Indramayu membuat banyak rumah makan, SPBU dan tempat usaha lainnya tutup. Indramayu sudah tidak menarik lagi bagi pengendara,” paparnya. (Dwi Ayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *